Benarkah Gunung Sindoro Akan Meletus Kembali ?

.



Mengutip dari diengplateau.com :

Benarkah Gunung Sindoro Akan Meletus Kembali ? ... setelah sekian lama terlelap dalam tidur panjangnya. Detik-detik menegangkan ini mulai menyebar, rasa khawatir mulai menghantui masyarakat Wonosobo dan Temanggung (Sebagai wilayah terdekat dengan Gunung Sindoro).

Gunung Sindoro dengan ketinggian 3.150 meter di atas permukaan laut merupakan satu gunung api strato aktif tipe A. Menurut catatan, selama 1808-1970 hanya terjadi 11 kali letusan, dan umumnya berupa abu.

Catatan Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, di Pos Pengamatan Gunungapi, Sundoro-Sumbing.

1. Tahun 1806 : Letusan dari kawah pusat. Kebeneran masih diragukan.korban jiwa manusia tidak ada.
2. Tahun 1808 : Letusan dari kawah pusat. Tak ada informasi korban/kerusakan akibat letusan.
3. Tahun 1818 : Letusan abu dari kawah pusat menyebar hingga pantai pekalongan.
4. Tahun 1882 : Letusan di G Kembang abunya mencapai Kebumen. Tidak ada informasi korban. Antatra 1-17 April mungkin terjadi leleran lava di lereng barat laut.
5. Tahun 1883 : Agustus, tidak ada informasi korban.
6. Tahun 1887 : 13-14 November, suara ledakan. Tidak ada informasi korban akibat letusan
7. Tahun 1902- : 1-25 Mei kegiatan terbatas pada bualan lumpur dan lontaran batu pijar yang jatuh kembali di lubang letusan.
8. Tahun 1903 : 16-21 Oktober, Letusan di rekahan Kali Prupuk di atas G Kembang di antara ketinggian 2850-2980 m dml. Hujan abu sampai di kejajar dan Garung.
9. Tahun 1906 : 22 september-4 Oktober letusan di rekahan S1 dan terbentuk K5 di selatan dataran pasir Z1. Pada 25 Septemver hujan di Kledung. Tanaman banyak yang rusak, rumah penduduk terbakar.
10. Tahun 1908 : 10 februari terdengar suara gemuruh. Tak ada kerusakan.
11. Tahun 1910 : Januari di Temanggung kadang terdengar suara gemuruh. Tak ada informasi kerusakan.
12. Tahun 1970 : Setelah istirahat 60 tahun terjadi kenaikan aktivitas tanpa menghasilkan suara letusan. Tak ada informasi/kerusakan akibat letusan.

Sesuai informasi yang dikutip dari detik.com (16/11), "Fakta itu muncul setelah belasan mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang melakukan penelitian kawasan gunung kembar ini. Kepala Resor Pemangku Hutan (RPH) Jumprit, Muchtasori, mengatakan, pihaknya telah mendengar informasi terkait aktivitas Gunung Sindoro selama beberapa hari terakhir. Kepulan asap tersebut muncul dari 9 titik yang berada di kawasan puncak Sindoro"

Menurut Petugas Pengamatan gunung tersebut, Sumaryanto, "Sampai dengan sekarang Belum ada peningkatan status. Sampai saat ini statusnya masih aktif-normal. Dari sisi aktifitas kegempaan juga hanya ada tiga kali gempa vulkanik"

Dari pantauannya, asap sulfatara keluar dari dinding kawah Sumur Jolotundo di puncak Sindoro. Jumlahnya ada sembilan titik.

"Sekali lagi belum ada peningkatan status. Keluarnya asap sulfatara merupakan hal yang biasa bagi gunung api. Hanya saja secara kebetulan saat petugas ke puncak melihat asap tersebut," tutupnya.


0 komentar:

Posting Komentar

Statistik Pengunjung