Sabtu, 24 Desember 2011

RAKOR PENANGANAN BENCANA


PEMKAB PERSIAPKAN SEGALA KEMUNGKINAN

TEMANGGUNG, Berdasarkan surat Kepala Badan Geologi Bandung tentang status Gunung Sundoro meningkat dari normal menjadi waspada, adanya desa-desa yang  berada dikawasan rawan bencana dan kemungkinan erupsi bisa berdampak luas, Pemkab Temanggung mengadakan rapat persiapan penyusunan rencana kontinjensi penanggulangan bencana erupsi Gunung Sundoro (15/12) di Loka Bhakti Praja, yang dihadiri oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD), Kepala SKPD terkait, Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral, dan SAR.
     “Dengan rapat ini semua informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi tentang aktivasi Gunung Sundoro saat ini dan kemungkinannya bisa disosialisasikan, sehingga dapat menyusun persiapan rencana kontijensi yang sesuai dengan kondisi sekarang dan yang akan datang”, papar Agus Widodo, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Temanggung.
     Dalam rapat membahas tentang Standart Operasional Prosedure (SOP) penanganan bencana, baik tentang proses evakuasi dan transportasi, posko pengungsian, logistik, keamanan, kesehatan, dll. Kegiatan ini ditanggungjawabi oleh masing-masing SKPD sesuai tugas pokok dan fungsinya yang terwadahi dalam 10 sektor, guna pencegahan, mitigasi dan pengurangan resiko bencana sehingga korban jiwa maupun harta benda dapat dikurangi.
     Bupati Temanggung, Drs. Hasyim Afandi mengatakan apabila lahar dan awan panas dapat diprediksi arah mengalirnya, maka pemkab bisa melakukan persiapan dengan total.
     Namun menurut, Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Badan Geologi, Hendrasto bahwa di Gunung Sundoro belum terdapat bukaan kawah sehingga belum dapat diprediksi arah keluarnya lahar dan selain itu bila terjadi letusan pertama belum tentu bisa membuka jalur aliran lahar.
     Hendrasto menambahkan berdasarkan hasil analisa data visual dan kegempaan sehingga mulai tanggal 5 Desember 2011 status Gunung Sundoro dinaikan dari normal menjadi waspada. Oleh karena itu, masyarakat di sekitar gunung dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki dan mendekati kawah yang ada dipuncak gunung dalam radius 2 km dari kawah puncak gunung.
     Bupati menambahkan bagi warga yang mengungsi langsung ditempatkan di pengungsian yang aman berada jauh dari Kawasan Rawan Bencana (KRB) misalnya Dusun Sibajak dan Canggal Tengah Desa Canggal Kecamatan Candiroto di Desa Muntung dan Batursari. Serta memerintahkan Camat dan Kepala desa yang termasuk KRB melakukan pendataan warga secara lengkap dan detail untuk keperluan evakuasi.
     Bupati juga berpesan agar masyarakat tidak terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Sundoro. Namun demikian, masyarakat untuk selalu waspada dan tetap memperhatikan perkembangan kegiatan gunung yang dikeluarkan oleh BPBD Kabupaten Temanggung. (HMS11/Des)

http://www.temanggungkab.go.id/detailberita.php?bid=891 21.12.2011 07:39:20      Bencana

TINJAU TANAH LONGSOR


WABUB TINJAU LOKASI TANAH LONGSOR

TEMANGGUNG, 


Wakil Bupati Temanggung Ir. Budiarto, MT  (20/12) meninjau langsung bencana tanah longsor di desa Karangwuni Kecamatan Pringsurat, longsor yang diakibatkan hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Temanggung senin lalu (19/12), mengakibatkan sekurangnya 19 titik tebing di desa Karangwuni mengalami longsor.
     

“15 rumah di Dusun Gedawung, Desa Karangwuni, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah tertimpa longsoran tebing, tiga diantaranya rusak parah.
     

Pemukiman penduduk di Dusun Kedawung Desa Karangwuni memang terletak di perbukitan dengan struktur tanah yang labil sehingga pada saat terkena hujan yang lebat tanah mudah longsor.
     

Kepala Desa Karangwuni Ibnu Wibowo mengatakan penduduk sebenarnya sudah waspada terhadap ancaman tanah longsor, oleh karena itu di setiap musim hujan masyarakat selalu aktif melaksanakan kerja bakti membersihkan saluran irigasi.
     

Dalam kesempatan itu Wabub Budiarto secara simbolis menyerahkan bantuan perlengkapan Bersih, beras, minyak, kecap, sarden, tikar kepada kepala dusun setepat dengan didampingi Kepala dinsos, kepada BPBD, Kabag Humas, Kabag Kesra, dan Muspika Kecamatan Pringsurat.
     

Dalam sela-sela peninjauan Wakil Bupati menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap terjadinya tanah longsor dan meminta kepada masyarakat untuk selalu tabah dengan keadaan yang menimpa karena semua cobaan pasti ada hikmahnya.
     

Hujan deras yang mengguyur wilayah Temanggung, itu juga mengakibatkan longsor di sebuah pabrik Pringsurat Temanggung Jawa Tengah, tembok roboh akibat longsor.
     

Sedikitnya 50 kendaraan karyawan di Pabrik Kayu Lapis Sekawan Sumber Sejahtera di Desa Rejosari Pringsurat Temanggung, itu rusak tertimpa talud di lahan parkir karyawan, Selasa (20/12).
     

Proses pemindahan terhadap kendaraan berjalan lambat, karena tidak adanya bantuan alat berat. Karyawan dibantu aparat TNI dan Polri berusaha mengevakuasi secara manual. (HMS11/Paul).

http://www.temanggungkab.go.id/detailberita.php?bid=894

HASIL BULAN DANA PMI 284 JUTA DISERAHKAN


 
HASIL BULAN DANA PMI  284 JUTA DISERAHKAN

   TEMANGGUNG, Panitia Bulan Dana Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Temanggung Tahun 2011 berhasil menggalang dana sejumlah Rp. 284.980.711. (Dua ratus delapan puluh empat juta sembilan ratus delapan puluh ribu  seratus tujuh ratus sebelas rupiah). Hasil Bulan Dana PMI  diserahkan oleh Wakapolres  Komisari Polisi Budi Priyanto   Kepada  Wakil Bupati Budiarto yang selanjutnya diserahkan kepada ketua PMI Cabang Temanggung Bambang Dewantoro di pendopo Pengayoman  Temanggung Rabu (21/12) disaksikan  pejabat FKPDpejabat terkait  dan segenap pengurus PMI. 
    

Kapolres  Temanggung AKBP Kukuh  Kalis Susilo selaku Ketua Bulan Dana PMI Tahun 2011 dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Wakapolres  Budi Priyanto  mengatakan, perolehan bulan dana tahun ini mencapai 88 % dari target sebesar Rp. 340.000.000.
    

Pelaksanaan Bulan Dana PMI Tahun 2011 berlangsung dalam rentang waktu dua bulan mulai 1 Juli – 31 Agustus 2011.  Kupon disebarkan lewat jasa loket pembayaran seperti pelanggan listrik, air minum, pemilik kendaraan bermotor,  pengusaha, pegawai dan pelajar.
     “Kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada seluruh komponen  masyarakat  yang menaruh kepedulian tinggi kepada sesama melalui sumbangan Bulan Dana PMI tahun ini.  Juga kepada semua unsur yang telah turut serta membantu pelaksanaan Bulan Dana PMI 2010 semoga mendapatkan balasan yang berlipat atas keikhlasannya”, tandasnya
     

Wakil Bupati Temanggung Budiarto, menyampaikan terima kasih kepada segenap jajaran Panitia atas kerja keras yang telah dilakukan dalam rangka penggalangan dana untuk kegiatan kemanusiaan ini. Kepada PMI Temanggung berpesan agar dana yang terkumpul benar-benar bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk membantu sesama yang membutuhkan, sesuai dengan tugas dan fungsi Palang Merah.
     

Ketua PMI cabang Temanggung Bambang Dewantoro  mengatakan , Bulan Dana Palang Merah Indonesia  (PMI) merupakan tugas kemanusiaan sekaligus  menggugah  dan meningkatkan kesadaran sosial masyarakat. Hasil bulan dana PMI akan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya guna menunjang  tugas-tugas  kemanusiaan dan operasional PMI. Usai penyerahan dana dilanjutkan pemusnahan sisa kupon dengan cara dibakar oleh Wakil Bupati  dan pejabat FKPD. (Hms11/Edy Laks). 

PEMKAB TEMANGGUNG KEMBANGKAN DURIAN


PEMKAB TEMANGGUNG KEMBANGKAN DURIAN

TEMANGGUNG, Wakil Bupati Temanggung Budiarto minta  petani berpikir maju dan tenanan sehingga memungkinkan  produksi pertaniannya meningkat. Dengan demikian  terbuka kesempatan petani mampu bersaing dan hidupnya lebih sejahtera.
    Permintaan itu disampaikan Wakil Bupati  pada acara penanaman durian jenis montong  di Desa Ngropoh  Kecamatan Kranggan Rabu  (21/12). Selain Wakil Bupati, penanaman  durian juga dilakukan oleh Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Masrik Amin Zuhdi disaksikan  pejabat terkait dan penanaman dilanjutkan petani.
    Menurutnya  petani era sekarang sudah waktunya  bekerja keras dan tenanan serta  produktif  selaras dengan perkembangan teknologi pertanian. Filosofi itu artinya petani  mesti  mau mencoba berpikir maju  belajar dan terus belajar  dalam bercocok tanam  selektif memilih jenis tanaman pertanian yang prospeknya  cerah seperti durian, manggis, pete dan sengon  serta rumput pakan ternak guna menghasilkan uang. Oleh karena itu pihaknya  menyambut positif upaya Dinas Pertanian, Perkebunanan dan Kehutanan mengembangkan berbagai tanaman tersebut di Ngropoh Kranggan yang dikelola Gabungan Kelompok Tani Sido makmur desa setempat  sebagai percontohan. Hal tersebut  dinilai sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan petani  khususnya petani pemilik lahan tegalan Dia mengharapkan agar budidaya  berbagai jenis tanaman itu terus dikembangkan di masa mendatang.
    Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Ir. Masrik Amin Zuhdi menjelaskan, program pengembangan  penanaman durian, manggis, pete, sengon dan rumput pakan ternak   merupakan program   yang dibiayai  dana Konservasi APBN tahun 2011  sebesar Rp. 280  juta dalam bentuk bantuan langsung  kepada masyarakat. Dengan demikian  petani  sekaligus diberdayakan melakukan kegiatan agribisnis  berbasis modal lahan yang dimiliki. Diutarakan,  kegiatan konservasi untuk mendukung hortikultura di desa Ngropoh meliputi kegiatan sipil teknis dan vegetatip serta dilengkapi pembibitan rakyat, pembangunan sarana irigasi dan gubug pertemuan. Kegiatan vegetatip yang dilakukan Gapoktan Sido Makmur meliputi penanaman durian montong 2500  batang,  durian petruk 1000 batang, manggis 2000 batang, pete 2000 batang, sengon 2000 batang dan rumput pakan ternak 10.000 stek. Sedangkan kegiatan sipil teknisnya meliputi penyempurnaan teras, pembuatan  saluran  pembuangan air dan pembuatan  terjunan air hujan.
    “Selain bantuan langsung masyarakat, kelompok juga diberikan pelatihan konservasi, SLPTT hortikultura, study banding di Hortimart Ungaran dan Gapoktan Sido Mukti desa Bubakan Mijen kota Semarang  dan desa Gentingan Jambu Semarang binaan yayasan Obor Tani“  tandasnya. (Hms11/Edy Laks)


22.12.2011 12:31:24      Pertanian dan Perkebunan

Disiapkan dana relokasi warga blawong wetan




Temanggung(KR)pemerintah menganggarkan dana Rp 2,34 M untk relokasi warga blawong wetan desa muncar kec gemawang tmanggung.dana itu dipergunakan bantuan perumahan 114 keluarga dan perataan tanah.kpla Seksi penanganan Darurat dan logistik badan penanggulangan bencana daerah(BPBD)kab temanggung,Eko Suprapto,jumat(23/12)mengatakan masing-masing keluarga mendapat Rp 20j untk perumahan,dng total dana Rp 2,28 M.sedangkan biaya perataan tanah lokasi perumahan Rp 600 jta.pemerintah akan membangun fasilitas umum seperti jln dan musola serta t4 untk mandi,Mck..
 
Dikatakan dri 181 KK warga dusun blawong wetan,bru 114 yg bersedia direlokasi ket4 yg ditetpkan pemerintah,yakni tanah bengkok perangkat desa.lokasinya sekitar 2kilometer dri pemukiman saat ini.BPBD terus melakukan sosialisasi pentingnya relokasi dan siaga bencana.sehingga bila suatu saat terjdi longsor,warga bisa mengantisipasi dan bersiap untk menyingkir ket4 yg aman.rencana relokasi sels februari dan maret 2012.sedangkan bekas pemukiman akan dijdikan lahan penghijauan.Diterangkan bukit diatas Blawong wetan yg berketinggian sekitar 100 meter dngan kemiringan 90 derajat terancam longsor dan mengubur pedusunan.telah terjadi 3 titik patahan dan thn 2011 telah ada penurunan 1 sentimeter."hsil kajian,bila ada hujan selama sehari akan terjadi longsor.ini sangat mengkhawatirkan,karena tanah sudah tdk bisa menahan air"

dikutip dari media : Kedaulatan Rakyat
tgl/hri : Sabtu 24 Desember 2011.

Jumat, 23 Desember 2011

Turun, Aktivitas Kegempaan Gunung Sindoro

Jumat, 23 Desember 2011 20:38 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,TEMANGGUNG--Aktivitas kegempaan Gunung Sindoro di perbatasan Kabupaten Temanggung dan Wonosobo, Jawa Tengah dalam beberapa hari terakhir cenderung menurun, namun status gunung api ini masih tetap waspada.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Sindoro dan Sumbing di Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari, Sumaryanto di Temanggung, Jumat menyebutkan, pada Senin (19/12) terjadi gempa vulkanik dalam enam kali, vulkanik dangkal 13 kali, tektonik jauh satu kali, tektonik lokal empat kali, dan gempa hembusan 15 kali.

Namun, pada hari berikutnya Selasa (20/12) kegempaan turun drastis, yakni terjadi gempa tektonik jauh dua kali, tektonik lokal satu kali, dan gempa hembusan dua kali.

Pada Rabu (21/12) kembali terjadi gempa vulkanik dalam dua kali, tektonik jauh tiga kali, tektonik lokal dua kali, dan gempa hembusan tiga kali.

"Data seismik terakhir yang telah kami catat pada Kamis (22/12) hanya terjadi gempa vulkanik dalam satu kali, tektonik jauh satu kali, dan gempa hembusan dua kali," katanya.

Ia mengatakan, meskipun mengalami penurunan kegempaan, hingga saat ini status Gunung Sindoro tetap waspada.

Menurut dia, meskipun aktivitas Sindoro menunjukkan penurunan, tetap diberlakukan radius berbahaya dua kilometer dari puncak.

Ia mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pendakian hingga ke puncak gunung atau memasuki radius berbahaya.

"Meskipun ada kecenderungan menurun, aktivitas gunung ini masih fluktuatif, setelah turun, kemungkinan bisa naik lagi," katanya.

Ia meminta masyarakat untuk tidak panik dan beraktivitas seperti biasa.

Ia mengatakan, munculnya isu akan terjadi letusan besar pada 26 Desember 2011 mendatang tidak perlu dipercaya karena tidak memiliki dasar yang kuat.

"Isu tersebut jangan dipercaya. Kami yang memantau perkembangan aktivitas Sindoro akan selalu melaporkan perkembangannya pada Pemkab Temanggung untuk disampaikan ke masyarakat," katanya.
Redaktur: taufik rachman
Sumber: antara

Temanggung Terkendala Soal Kelembagaan: Bantuan Bencana Tak Terealisasi

03 Agustus 2011 | 18:26 wib
Terkendala Soal Kelembagaan: Bantuan Bencana Tak Terealisasi
Temanggung, CyberNews. Bantuan anggaran dana dari Pusat untuk  memperbaiki atau rehab, dan pembangunan kembali atau rekonstruksi infrastruktur yang rusak akibat bencana alam di Kabupaten Temanggung hingga saat ini belum terealisasi, salah satunya lantaran terkendala masalah kelembagaan. Yakni, belum dimilikinya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) oleh Pemkab Temanggung.
BPBD merupakan sebuah lembaga yang termasuk satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dengan bidang tugas menangani masalah bencana, mulai dari sebelum, saat dan sesudah terjadinya bencana, termasuk dalam hal ini rehab dan rekonstruksi paska bencana.
“Dalam rapat koordinasi di Provinsi baru-baru ini, terungkap, salah satu syarat dikucurkannya bantuan rehab dan rekonstruksi pasca bencana ialah, Pemkab setempat telah memiliki BPBD yang kelembagaannya disahkan Perda,” kata Kabid Linmas Kantor Kesatuan Kebangsaan Politik dan Linmas, Eko Suprapto di kantornya hari ini (3/8).
Dia mengatakan, bantuan penanganan pasca bencana dari Pusat, khususnya dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),  sesuai dengan mekanisme dan prosedurnya, disalurkan ke daerah melalui BPBD.  Jadi, jika daerah atau kabupaten/kota setempat belum memiliki BPBD maka penyaluran bantuan bencana itupun kemudian menjadi terkendala.
“Selama belum ada badan tersebut, maka seolah-olah belum ada jalan untuk menyalurkan bantuan, kendati Pemkab telah mengirimkan proposal permohonan bantuan penanganan pasca bencana ke Pusat,” ujarnya.
Pembentukan BPBD itu sendiri, juga merupakan amanah dari undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana. Sesuai undang-undang itu, BPBD tingkat kabupaten diatur Perda kabupaten/kota setempat, dan pemimpinnya adalah seorang pejabat setingkat di bawah Bupati/Walikota dengan eselon IB,  atau pejabat eselon itu adalah Sekretaris Daerah (Sekda).
“Kendati dipimpin Sekda, namun dalam BPBD  tersebut ada Kepala Pelaksana Harian atau Kalahar, yang melaksanakan tugas sehari-harinya. Hal tersebut, sebagaimana struktur pimpinan BPBD  di tingkat provinsi saat ini,” tuturnya.
Menurutnya, di seluruh Jateng, sampai dengan saat ini baru ada 11 kabupaten/kota yang  memiliki BPBD  dengan pembentukannya melalui Perda tersebut. Sedangkan 20 kabupaten di Jateng lainnya, lembaga yang mengurusi bencana itu adalah Badan Penanggulangan Bencana (BNP) yang dibentuk melalui Perbup, termasuk Kabupaten Temanggung.
“BNP Temanggung merupakan lembaga non SKPD, yang personil pengurusnya sebagaian besar dari Kantor Kesbangpol Linmas,” tambahnya.
Sementara itu, kendati belum memiliki BPBD, Pemkab saat ini telah mengajukan permohonan bantuan rehab dan rekonstruksi infrastruktur paska bencana ke pusat. Ada sebanyak 31 jenis infrastruktur di wilayah Kabupaten Temanggung, dengan nilai Rp 21,475 miliar yang diajukan untuk direhab atau direkonstruksi karena rusak akibat bencana alam. Antara lain berupa jalan, jembatan, senderan dan groundsil.
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/08/03/92679/-Bantuan-Bencana-Tak-Terealisasi

TAMAN REKREASI KARTINI



Bagi mereka yang sedang melakukan perjalanan lewat Kota Temanggung,Jawa Tengah sangat ideal untuk singgah disebelah timur kota ini. 

TAMAN REKREASI KARTINI
Suasana cukup menenangkan didukung fasilitas seperti kolam renang rumah makan pujasera, arena basket, bola volly, dan sepak bola.

Kawasan ini menjadi pusat hiburan masyarakat saat digelar Pekan Syawalan selama 7 hari setiap perayaan Idhul Fitri dimulai di hari ke dua. Tempat ini juga digunakan sebagai tempat singgah angkutan travel antar kota.

Pikatan Water Park


 
Wisatanesia.com-Pikatan Water Park,Objek wisata ini berada di Desa Mudal Kecamatan Temanggung,yang jaraknya hanya 2 km dari arah selatan kota Temanggung,Jawa Tengah. Sejak lauching pada tahun 2009, Pikatan Water Park menjadi salah satu objek wisata andalan yang ada di Temanggung mulai 1 Januari 2010.

tempat wisata ini dikelola oleh PD Bhumi Phala Wisata. Prospek kedepannya, Pikatan ini akan dijadikan tempat wisata unggulan di Jawa Tengah karena memiliki keunggulan komparatif yaitu sumber air asli dari penggunungan”.
Pikatan Water Park yang seluas 2 hektar ini termasuk objek wisata baru

sehingga Dinbudparpora serta pihak pengelola terus melakukan perbaikan dan penambahan wahana. Di dalam water park ini terdapat 6 kolam, 5 slide, 1 kolam olimpid (kolam prestasi), 4 kolam rekreasi dan flaying fox.Wisata Indonesia Surga Dunia

Taman wisata Jumprit


 
Jumprit (PENGAMBILAN AIR SUCI WAISAK) merupakan obyek wisata spiritual di lereng gunung Sindoro dengan panorama alam pegunungan dan bumi perkemahan berhawa sejuk. Tempat ini erat hubungannya dengan legenda Kyai Nujum Majapahit yang tertulis dalam serat Chentini. Didekat mata air jumprit terdapat makam Ki Jumprit.

JUMPRIT (PENGAMBILAN AIR SUCI WAISAK)) peziarah melakukan semedi yang biasanya dilanjutkan dengan mandi kungkum, membuang celana dalam, BH sebagai perlambang menghilangkan Sial. Air jumprit juga digunakan sebagai Air Berkah untuk upacara Tri Suci Waisak setiap tahunya. Terletak disebelah barat kecamatan Ngadirjo,Temanggung, jawa tengah jarak dari kota Temanggung 28 km.
Jalan sampai lokasi sudah diaspal sehingga perjalanan cukup menyenangkan sambil menikmati potensi Agrowisata. Disediakan wisma untuk menginap dan anda dapat menikmati udara dan dapat menikmati udara segar serta indahnya pemandangan matahari terbit.

Gunung Sindoro Sumbing


 
GUNUNG SUMBING SINDORO Mendaki gunung merupakan wisata petualangan menarik. Penuh tantangan pada saat mendaki bukit-bukit terjal. namun juga penuh dengan keindahan alam puncakdengan panorama indah saat terbitnya matahari pagi. PENDAKIAN GUNUNG SUMBING dilakuakn pada malam 21 bulan Ramadhan (malem selikuran).

Sedang PENDAKIAN GUNUNG SINDORO bertepatan dengan malam 1 asyuro dipastikan ribuan orang utamanya pemuda pecinta alam melakukan pendakian karana kegiatan ini merupakan tradisi. Sebagian dari mereka bermaksud berziarah ke makam Ki Ageng Makukuhan di puncak Sumbing, yang diyakini sebagai orang pertama yang singgah di kedu dan menanam Tembakau.

Curug Lawe


 
Curug Lawe Panorama alam sekitar Curug Lawe di Desa Muncar Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung cukup memikat. Perjalanan menuju lokasi cukup lancar dengan jarak tempuh sekitar 26 km dari kota Temanggung,Jawa Tengah ke arah Utara.

Jatuhnya air dari tebing curam itu bagaikan benang-benang putih yang dalam bahasa jawa disebut 'Lawe'. Jika lagi musimnya, disekitar obyek juga ada tanaman buah alam yang dikenal dengan nama buah 'Cendul' bisa dipetik secara gratis sebagai pelepas dahaga.

Kenda raan bisa diparkir dititipkan di halaman rumah penduduk, kemu dian berjalan menyu suri jalan setapak menuju lokasi. Bagi yang suka petualangan maka obyek wisata ini cocok. Didekat grojogan CURUG LAWE juga ada mata air panas yang bisa dimanfaatkan untuk obat sakit kulit.

Prasasti Gondosuli

Prasasti Gondosuli merupakan salah satu objek wisata sejarah, terletak di Desa Gondosuli, Kecamatan Bulu berjarak sekitar 13 km dari kota Temanggung arah barat.

Prasasti adalah segala bentuk tulisan yang digoreskan atau dipahatkan pada batu, lontar, logam, dan benda keras lainnya yang menyimpan berbagai sumber sejarah di masa lalu.
Berdasarkan penelitian, Prasasti Gondosuli memuat 11 baris tulisan berhuruf Jawa Kuno dengan menggunakan bahasa Melayu Kuno. Bentuk tulisannya mirip prasasti-prasasti di daerah Sriwijaya-Andalas (Sumatera).

Prasasti Gondosuli ditulis atau dipahat pada batu besar dengan panjang 290 cm, lebar 110 cm, dan tinggi 100 cm. Sedangkan bidang yang ditulis berukuran 103 x 54 cm.
Prasasti tersebut berisi penghibahan tanah untuk bangunan suci/candi dan untuk memperingati pembangunan patung raja di sebuah preseda yang disebut Sang Hyang Wintang.
Sesuai candrasengkala yang ada, prasasti ini ditulis tahun 832. Prasasti Gondosuli menjadi saksi bisu kejayaan Dinasti Sanjaya pada masa pemerintahan Rakai Patapan (Rakaryan Patapan Pu Palar) sebagai raja di Mataram Hindu (Mataram Kuno).

Selain prasasti, di kompleks tersebut terdapat reruntuhan bebatuan candi. Hingga sekarang belum diketahui berapa luas candi tersebut karena bentuknya tidak utuh lagi.
Lokasi Prasasti Gondosuli relatif mudah dijangkau karena ada fasilitas jalan selebar enam meter dan beraspal.

Candi Pringapus


Candi Pringapus terletak di Desa Pringapus, Kecamatan Ngadirejo, sekitar 22 km dari kota Temanggung arah barat laut atau sekitar 10 km dari kawasan Jumprit.
Candi yang diperkirakan dibangun tahun 850 ini tidak hanya menawarkan wisata arkeologi, tetapi juga wisata sejarah, wisata budaya, dan wisata pendidikan.
Peninggalan kuno ini memiliki panjang 5,19 m, lebar 4,83 m, dan tinggi 6,64 m. Di dalam candi terdapat arca Nandi yang menyerupai sapi atau kerbau. Sementara di sisi luar dinding candi terdapat relief flora dan fauna.
Arca-arca di bangunan candi ini bercorak Hindu Siwaistis dan jika dicermati bentuk bangunannya merupakan replika Mahameru yang menjadi lambang tenpat tinggal para dewata. Hal ini dibuktikan dengan adanya hiasan antefiq dan relief hapsara-hapsari yang menggambarkan makhluk setengah dewa.
Candi Pringapus hampir sama dengan candi-candi di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo dan Candi Gedongsongo di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.
Bangunan Candi Pringapus terdapat satu pintu di bagian barat yang berfungsi sebagai pintu keluar masuk. Bentuk candi menyerupai altar dan terlihat gagah. Di sisi kanan dan kiri pintu terdapat relief yang indah menggambarkan sepasang dewa dari kahyangan.
Karakteristik candi yang unik membuat banyak wisatawan asing berkunjung ke objek wisata ini, antara lain dari Belanda, Belgia, dan Amerika Serikat. Saat liburan, tempat ini ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah, termasuk anak-anak sekolah.

Curug Trocoh Dan Lawe


 

Sebagai daerah dataran tinggi, Kabupaten Temanggung juga memiliki objek wisata air terjun (curug), yakni Curug Trocoh berada di Desa Tawangsari, Kecamatan Wonoboyo sekitar 28 km dari kota Temanggung arah barat laut.
Curug Trocoh mempunyai keunggulan dari objek wisata air terjun lainnya, yakni mempunyai lima tingkat terjunan. Ketinggian curug dari puncak ke dasar sekitar 120 meter. Jarak antara tingkat terjunan satu dengan tingkat berikutnya sekitar 20 meter.
Di sekitar curug terdapat bebatuan alam yang bisa digunakan untuk duduk bersantai sambi menikmati keindahan air terjun.
Panorama alam di sekitar curug sangat indah, khas pedesaan yang berudara sejuk.
Istilah trocoh dalam bahasa Jawa berarti selalu mengeluarkan air, karena air curug ini memang tak pernah surut termasuk saat kemarau panjang.
Objek wisata ini juga sering disebut sebagai Curug Surodipo. Nama ini terkait dengan seorang tokoh pejuang bernama Surodipo, yaitu pengikut setia Pangeran Diponegoro. Surodipo mengungsi ke Tawangsari untuk menyusun strategi perang melawan Belanda.
Selain Curug Trocoh, daerah penghasil tembakau ini juga memiliki Curug Lawe terletak di Desa Muncar, Kecamatan Gemawang sekitar 26 km dari kota Temanggung arah utara.
Panorama alam di curug ini juga indah dan asri. Disebut curug Lawe karena air yang jatuh dari tebing curam itu terlihat seperti benang-benang putih, dalam bahasa Jawa disebut lawe.
Di sekitar objek wisata ini terdapat buah yang khas, yaitu buah kepel. Jika sedang berbuah, pengunjung bisa memetik buah kepel dari pohonnya secara gratis.Buah ini cukup menyegarkan sehingga bisa menghilangkan rasa haus.

Gerakan Penghijauan Temanggung Tanam 200 Ribu Pohon

Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Temanggung, Andristi di Temanggung, Jumat, mengatakan jenis bibit yang ditanam terdiri atas trembesi, sengon, suren, glodogan pecut, pucuk merah, dan buah-buahan.
Disela-sela kegiatan gerakan bersih dan hijau kota Temanggung yang dicanangkan Bupati Temanggung, Hasyim Afandi di halaman Perpustakaan Daerah Kabupaten Temanggung, dia mengatakan, tujuan kegiatan tersebut untuk menyadarkan masyarakat akan arti penting lingkungan yang bersih, hijau, dan sehat.
Menggerakkan masyarakat terlibat menanam dan merawat tanaman penghijauan di lingkungan kota, katanya.

Selain itu, meningkatkan kecintaan masyarakat, khususnya generasi muda untuk lebih peduli pada lingkungan dan menciptakan kota yang bersih, sejuk, dan indah dalam rangka hidup sehat.
Hasyim Afandi berharap gerakan kebersihan dan rasa cinta kepada tanaman bukan sekadar karena ingin meraih adipura.
"Penghargaan adipura memang penting dan mempunyai nilai prestisius, tetapi yang lebih penting bagaimana meningkatkan kepedulian dan budaya bersih dan cinta tanaman," katanya.

Pada kesempatan tersebut, dia mengimbau kepada semua pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), pimpinan lembaga, para pelaku dunia usaha,pimpinan sekolah, dan segenap masyarakat untuk menjaga dan memelihara kebersihan dan penghijauan lingkungan kerja.
"Jadikan dan jagalah lingkungan kantor, sekolah, dan tempat tinggal agar tetap bersih dan hijau," katanya.
Bagi lingkungan yang belum banyak tanaman, dia meminta segera menanam dan memeliharanya dengan baik.
"Kalau hanya menanam tetapi tidak rajin memelihara maka tanaman akan mati, maka mulai sekarang harus rajin menanam dan memelihara," katanya.

http://id.berita.yahoo.com/gerakan-penghijauan-temanggung-tanam-200-ribu-pohon-072840409.html

Cuaca Ganggu Pengukuran Deformasi Sindoro


Selasa, 20 Des 2011 21:33:19  WIB

Berita Terkait

ANTARA - Pengukuran deformasi atau bentuk fisik Gunung Sindoro yang statusnya dinyatakan meningkat dari normal menjadi waspada sejak 5 Desember 2010 hingga sekarang terkendala cuaca.

Petugas Pos Pengamat Gunung Sindoro dan Sumbing di Desa Gentingsari, Temanggung, Yuli Rahmatullah, Selasa, mengatakan akibat faktor cuaca, alat "electronic distance measurement" (EDM) di Gunung Sindoro tidak bisa bekerja maksimal.

Ia mengatakan, kondisi tersebut membuat pengamatan terhadap bentuk fisik gunung di perbatasan Kabupaten Temanggung dan Wonosobo ini sulit dilakukan.

"Akhir-akhir ini hampir setiap siang hingga malam gunung tertutup kabut, selain itu juga turun hujan sehingga badan gunung tidak bisa diukur dengan baik karena pancaran sinar ke tiga reflektor terganggu," katanya.

Menurut dia, pengukuran hanya bisa dilakukan pada pagi hari saat cuaca cerah. Namun hasil pengukuran satu kali ini belum bisa dijadikan patokan ukuran deformasi gunung tersebut.

Secara ideal, katanya, pengukuran deformasi dengan EDM dilakukan tiga kali sehari.

"Hingga sekarang dari sisi deformasi belum bisa dilihat apakah ada perubahan atau tidak karena pengukuran hanya dilakukan pagi hari, sedangkan siang dan sore tidak bisa dilakukan," katanya.

Ia mengatakan, pengamatan hanya bisa dilakukan dari aktivitas kegempaan yang terekam melalui seismograf di pos pengamatan.

Menurut dia, aktivitas kegempaan Gunung Sindoro masih fluktuatif. Data seismik pada Senin (19/12) terjadi gempa vulkanik dalam sebanyak enam kali, gempa vulkanik dangkal 13 kali, tektonik jauh satu kali, tektonik lokal empat kali, dan gempa hembusan.

Ia mengatakan, pada Senin (19/12) telah dilakukan pengukuran keasaman air di mata air Jumprit, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung dan Kalianget, Wonosobo.

Hasil pengukuran di dua mata air tersebut diketahui PH (keasaman) air menunjukkan angka enam atau masih tergolong normal dan layak untuk dikonsumsi.

http://www.antarajateng.com/detail/index.php?id=56213

Jalur Wonosobo - Dieng Aman Dilalui Kendaraan

Rabu, 21 Des 2011 17:40:30  WIB

ANTARA - Jalur Wonosobo-Dieng, Jawa Tengah, aman dilalui kendaraan, termasuk kendaraan wisata yang akan menuju objek wisata Pegunungan Dieng meskipun jalan di atas Dusun Mulyolestari, Desa Tieng, Kejajar terdapat retakan.

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Wonosobo, Agus Wibowo, di Wonosobo, Rabu, mengatakan hingga sekarang jalur tersebut masih aman untuk kendaraan, namun saat terjadi hujan deras akan dilakukan sistem buka tutup.

"Khusus untuk kendaraan dengan muatan di atas empat ton dilarang melintas karena tebing di jalan tersebut rawan longsor," katanya.

Ia mengatakan, dengan adanya retakan jalan di kilometer 21 tersebut warga Dusun Mulyolestari yang tinggal di kawasan tebing jalur tersebut harus mengungsi.

Sebanyak 123 jiwa dari 43 keluarga warga Dusun Mulyosari harus diungsikan untuk mengantisipasi jika terjadi longsor.

Kegempaan Gunung Sindoro Turun

Jumat, 23 Des 2011 21:50:59  WIB

ANTARA - Aktivitas kegempaan Gunung Sindoro di perbatasan Kabupaten Temanggung dan Wonosobo dalam beberapa hari terakhir cenderung menurun, namun status gunung api ini masih tetap waspada.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Sindoro dan Sumbing di Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari, Sumaryanto di Temanggung, Jumat menyebutkan, pada Senin (19/12) terjadi gempa vulkanik dalam enam kali, vulkanik dangkal 13 kali, tektonik jauh satu kali, tektonik lokal empat kali, dan gempa hembusan 15 kali.

Namun, pada hari berikutnya Selasa (20/12) kegempaan turun drastis, yakni terjadi gempa tektonik jauh dua kali, tektonik lokal satu kali, dan gempa hembusan dua kali.

Pada Rabu (21/12) kembali terjadi gempa vulkanik dalam dua kali, tektonik jauh tiga kali, tektonik lokal dua kali, dan gempa hembusan tiga kali.

"Data seismik terakhir yang telah kami catat pada Kamis (22/12) hanya terjadi gempa vulkanik dalam satu kali, tektonik jauh satu kali, dan gempa hembusan dua kali," katanya.

Ia mengatakan, meskipun mengalami penurunan kegempaan, hingga saat ini status Gunung Sindoro tetap waspada.

Menurut dia, meskipun aktivitas Sindoro menunjukkan penurunan, tetap diberlakukan radius berbahaya dua kilometer dari puncak.

Ia mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pendakian hingga ke puncak gunung atau memasuki radius berbahaya.

"Meskipun ada kecenderungan menurun, aktivitas gunung ini masih fluktuatif, setelah turun, kemungkinan bisa naik lagi," katanya.

Ia meminta masyarakat untuk tidak panik dan beraktivitas seperti biasa.

Ia mengatakan, munculnya isu akan terjadi letusan besar pada 26 Desember 2011 mendatang tidak perlu dipercaya karena tidak memiliki dasar yang kuat.

"Isu tersebut jangan dipercaya. Kami yang memantau perkembangan aktivitas Sindoro akan selalu melaporkan perkembangannya pada Pemkab Temanggung untuk disampaikan ke masyarakat," katanya.

Pewarta : Heru Suyitno
Penyunting : M Hari Atmoko

9 Pendaki Gunung Sumbing terjebak hujan sekitar Pos III.



9 Pendaki Gunung Sumbing terjebak hujan sekitar Pos III.
                                                 Mereka memutuskan untuk turun Gunung besok pagi.
Para Pendaki ini tidak membawa lampu senter penerangan akan tetapi dibekali Handy Talkie sehingga masih terus dapat berkomunikasi. 9 Pendaki ini keseluruhan laki-laki dan memiliki perbekalan logistik yang cukup.

Demikian informasi yang dipantau ISS.
Sumber: Rakom Temanggung dan MAKO SAR Temanggung
Gravita Eka Purnama
 
 
ISS info from Mas Dari Yadi

Aktifitas G.SUNDORO
Tgl 21 Des 2011
VISUAL.CUACA MDG-TRG. ANGIN
KNCANG KE BARAT.GN TMPAK
JLAS-03KABUT .
SU 24-26C KU 82-85%
SEISMIK.
2X VA
3X TJ
2X TL
3X H
KESIMPULAN
G.SUNDORO WASPADA
 
Sumber: Pos PVMBG

Rabu, 21 Desember 2011

sumber mata air di Jumprit Temanggung dan Kalianget Wonosobo di teliti

mata air di Jumprit
 sumber mata air di Jumprit Temanggung dan Kalianget Wonosobo diteliti
Penelitian untuk mengetahui aktivitas magma didalam perut gunung Sindoro.
Aktivitas magma yang tinggi salah satunya menyebabkan air mengandung belerang

Hasilnya diketahui PH air menunjukan angka sekitar 6.
Angka tersebut masih tergolong normal dan masih layak konsumsi bagi warga sekitar. 
suhu di Jumprit mencapai 18 derajat celcius,
suhu diKalianget 39,9 derajat celcius.
Suhu ini pun masih terbilang normal.

Dikatakan aktifitas kegempaan Gunung Sindoro masih fluktuatif.
Data kegempaan Senin (19/12)
gempa vulkanik dalam sebanyak 6x
gempa vulkanik dalam 13x
tektonik jauh 1x,
tektonik lokal4x, dan
hembusan sejumlah 15 kali.

pengukuran deformasi gunung Sindoro dengan alat electronik distance measurement (EDM) terkendala cuaca, karena gunung hampir seharian tertutup berkabut.
Kabut dan hujan menghambat alat pemantau deformasi, karena tiga reflektor sulit ditembakan,

pemantauan hanya bisa dilakukan pada pagi hari saat cuaca cerah.
Hasil pengukuran ini belum bisa dijadikan patokan, karena seharusnya minimal dilakukan tiga kali sehari.

" Pengamatan sejauh ini lebih mengandalkan aktifitas kegempaan yang terekam melalui seismik di Pos Pengamatan,"

Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)
 Sumber : I.S.S
 

LONGSOR: 20/12/2011 Dusun Gedawung, Desa Karangwuni, Kec.Pringsurat, Kab.Temanggung

Update data sementara
LONGSOR: 20/12/2011
Dusun Gedawung, Desa Karangwuni, Kec.Pringsurat, Kab.Temanggung

Lokasi : Karangwuni:Temanggung
Tanggal : Dec 20 2011
Jam : 23:09 | WIB

Verified
LONGSOR: 20/12/2011: Dusun Gedawung, Desa Karangwuni, Kec.Pringsurat, Kab.Temanggung

Lokasi : Karangwuni:Temanggung
Tanggal : Dec 20 2011
Jam : 23:09 | WIB

Bencana :
Longsor Dusun Gedawung, Desa Karangwuni, Kec.Pringsurat, Kab.Temanggung
Tanggal :
20/12/2011. Sejak pukul: 14.00 WIB dan susulan pukul: 15.00 WIB.
Posisi :
Gedawung ( ), Desa Karangwuni: -7.344087, 110.269376
Wilayah :
Dusun Gedawung, Desa Karangwuni, Kec.Pringsurat, Kab.Temanggung
Korban :
Tidak Ada Data
Pengungsi :
Dalam Pendataan ( Beberapa KK diungsikan karena tanah labil dan KRB longsor )
Kerusakan :
Rumah: 3 Unit RB ( RT 4 RW 8; Pemilik: 1. Sugino (40), 2. Marwah (35), 3. Agus Sutaryo (50). 16 RR. ( Lokasi: Dusun Gedawung. Pemilik: 1. Pitoyo (30), 2. Suyadi (35), 3. Paryono (50), 4. Triyono (50), 5. Widodo (30), 6. Suyoni (30), 7. Widani (29), 8. Komedi (65), 9. Muridan (55), 10. Subowo (65), 11. Sugito (40), 12. Muhari (65), 12. Hadi Prayitno (55), 14. Sukiman (70), 15. Susanto (50), 16. Sri Sukepti (70) )
Kebutuhan :
Logistik Kebutuhan Pokok, Metrial penanganan dan pemulihan kondisi.
Penanganan :
Pemerintahan Setempat, Warga dibantu aparat TNI-Polri.
Akses Komunikasi :
Tidak Ada Data
Kontak Penting :
Kadus Gedawung II
: Supratikno. Camat Pringsurat: Sukarsono

Sumber : ICTD-AP, Media
Kode Bencana : BII.201211/KPI.V.201211
— bersama Barri Ahmadi dan 3 lainnya di POSKO ISS.

Selasa, 20 Desember 2011

Hilangkan Trauma, Terjunkan Dua Psikolog


Senin , 19 Desember 2011 17:06:13

Oleh : Robin Abdurahman

 
KBRN, Wonosobo: Mengantisipasi trauma yang mendalam  bagi korban bencana banjir disertai longsor yang melanda Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, pihak  Rumah Sakit Daerah Wonosobo menerjunkan dua Psikolog untuk memulihkan trauma korban bencana.
Kepala RSUD  Wonosobo, dr Oki Hafsoro mengatakan setiap bencana dipastikan meninggalkan trauma bagi korban karena harus kehilangan keluarga, dan harta benda. Sehingga pihaknya menerjunkan dua Psikolog untuk mendampingi korban.
"Bencana inikan akan menimbulkan  dampak psikologis  karena kehilangan keluarga, harta benda. Pasti ada efeknya. Sehingga mereka kemungkinan memiliki dampak  seperti itu,  maka kita turunkan psikolog untuk  meminimalisir agar tidak terjadi trauma berkepanjangan  dengan menurunkan teman-taman Psikolog,”kata dr Oki Hafsoro, kepada RRI, Senin (19/12).
Sementara itu, untuk pemulihan psikologis korban bencana dari trauma, akan dilakukan pendekatan secara personal misalnya dengan bercerita dan mengajak pengungsi untuk berbagi pengalaman mengenai musibah bencana. Sehingga dari mereka akan tumbuh rasa percaya diri dan bangga karena telah berbagi pengalaman.
Dalam  pelaksanannya akan dibagi berkelompok.  Setiap kelompok akan dibagi sesuai dengan tingkat stres dan trauma. Masing-masing kelompok terdiri dari enam hingga delapan orang dan akan didampingi oleh satu Psikolog.
Sementara itu, Hartati seorang Psikolog bercerita bahwa selama melakukan pendampingan terhadap korban bencana, dirinya menemukan gejala trauma dan stres dari sebagian pengungsi. Misalnya, ada seorang remaja yang selalu ingin didampingi ibunya karena takut suara keras atau rintik hujan karena masih teringat persitiwa longsor. (Sgd/Robin/BCS)

(Editor : Besty Simatupang)

Senin, 19 Desember 2011

Tanggapan bencana gerakan tanah di Kecamatan Kaloran, Kab. Temanggung, Provinsi Jawa Tengah

Tanggapan bencana gerakan tanah di Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah, berdasarkan pemberitaan suaramerdeka.com pada hari Kamis, 22 September  2011, sebagai berikut :

Lokasi dan waktu kejadian:
Gerakan tanah/ tanah longsor terjadi di Dusun Sembong, Kelurahan Gandon,  Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah pada  hari Rabu petang tanggal 21 September  2011.
Jenis gerakan tanah
Jenis gerakan tanah berupa longsoran tanah pada tebing Sungai Tingal di Kedung Manak.
Dampak dari gerakan tanah:
  • 4 (empat) orang meninggal dunia.
  • 2 (dua) orang luka-luka.
Kondisi daerah bencana:
  • Secara umum daerah bencana dan sekitarnya merupakan daerah dengan kemiringan lereng agak terjal sampai terjal.
  • Berdasarkan Peta Geologi Lembar Magelang-Semarang (Thanden, dkk., 1996), batuan penyusun di daerah bencana dan sekitarnya adalah perselingan batulempung, napal, batupasir tufan, konglomerat, breksi vulkanik dan batugamping dari Formasi Kerek (Tmk) dan batupasir, breksi, tuf batulempung dan aliran-aliran lava dari Formasi Penyatan (Qtp)
  • Berdasarkan Peta Prakiraan Potensi Terjadi Gerakan Tanah pada Bulan September 2011 di Jawa Tengah (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), lokasi gerakan tanah termasuk ke dalam wilayah potensi terjadi gerakan tanah menengah yang artinya daerah ini mempunyai potensi menengah untuk terjadinya gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.
Faktor penyebab terjadinya tanah longsor diperkirakan karena :
  • Berkurangnya kekuatan lereng karena adanya aktivitas pembendungan dan pengurasan air sungai.
Rekomendasi  :
  • Tidak melakukan pembendungan sungai untuk mencegah terjadinya kejadian serupa dikemudian hari.
  • Tidak melakukan aktivitas yang dapat mengganggu kestabilan lereng pada tebing sungai.

Ternyata, Letusan Gunung Berapi Tingkatkan Hujan di Asia Tenggara

Sabtu, 06 November 2010 19:24 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,SINGAPURA--

Para ilmuwan mempelajari lingkaran pada pohon untuk memperagakan ulang masa lalu bahwa sebagian besar letusan vulkanik dapat meningkatkan curah hujan di Asia Tenggara sehingga menantang persepsi umum bahwa gunung berapi sebagai bencana penghancuran. Sejumlah penelitian pada masa lalu telah memperlihatkan letusan dahsyat yang dialami oleh Gunung Tambora pada 1815 dan Krakatau pada 1883, yang keduanya berada di Indonesia, menurunkan suhu udara dunia dan melenyapkan pepohonan.

Para peneliti di Pusat Pengamatan Bumi Lamont-Doherty di Universitas Columbia di Amerika Serikat ingin meneliti beberapa dampak pada musim di Asia karena hujan merupakan hal yang penting bagi tumbuhan dan kehidupan miliaran manusia. Upaya tunggal untuk mengetahuinya adalah dengan merunut ke masa lalu. Mereka mempelajari pertumbuhan lingkaran dari pepohonan yang umurnya telah beberapa abad dari sekitar 300 kawasan di penjuru Asia, demikian menurut sebuah penelitian yang disiarkan oleh edisi jurnal Geophysical Research Letters di dalam jaringan.

Mereka meneliti sejumlah dampak pada curah hujan dari kebanyakan 54 letusan pada 800 tahun lalu dengan mengukur pengaruh pertumbuhan pepohonan. Pertumbuhan lingkaran yang kecil dan tipis menunjukkan curah hujan yang kecil dan jika hal itu sebaliknya maka menunjukkan curah hujan yang besar.
Lingkaran pohon menunjukkan di kawasan besar China selatan, Mongolia, dan daerah sekitarnya secara tetap masih kering dalam satu atau dua tahun setelah letusan besar gunung berapi, sementara daratan Asia Tenggara mendapatkan curah hujan lebih banyak.

Letusan gunung berapi menyebarkan kandungan belerang yang berubah menjadi partikel sulfat mikroskopis di atmosfir yang tinggi sehingga membiaskan cahaya matahari mempengaruhi pendinginan suhu udara di bumi dapat bertahan selama beberapa bulan ataupun tahun. Penyiaran penelitian tersebut hadir di saat serangkaian letusan gunung Merapi di Pulau Jawa, Indonesia, meletus kembali pada Jumat dengan jumlah korban hampir mencapai 100 orang.

Letusan tersebut, walaupun besar, belum dapat mempengaruhi suhu dunia, ujar sebuah keterangan media penelitian tersebut.
Para peneliti yang diketuai oleh Kevin Anchukaitis dari badan pengamatan mengatakan, penelitian mereka tidak menilai kaitan erat antara atmosfir serta samudera dan juga tantangan peraga iklim yang ada."Kebanyakan peraga iklim yang ada menggabungkan gejala alam yang dikenal, seperti perubahan pada matahari dan atmosfir, telah memperkirakan bahwa letusan vulkanik dapat mengganggu musim dengan mengurangi jumlah curah hujan ke Asia Tenggara," ujarnya.

Sejumlah temuan, kata para peneliti, dapat membantu memperbaiki beberapa peraga berikutnya yang digunakan oleh para ilmuwan yang mencoba memahami beberapa dampak global dari perubahan iklim dan pengaruh besar lainnya. Sebagai contoh, mereka menjelaskan bahwa mungkin terdapat kaitan erat antara dampak letusan dan fenomena cuaca El Nino serta La Nina yang memicu kemarau atau banjir di beberapa bagian Asia dan Australia.

Peristiwa cuaca El Nino atau La Nina yang kuat dapat menangkal dampak letusan, mengurangi pengeringannya dan memberikan efek yang melembabkan atau sebaliknya, yang dalam kondisi tertentu, hal itu dapat memperburuk dampak yang menimbulkan bencana banjir atau kemarau yang parah.
Para ilmuwan juga mengatakan bahwa penelitian mereka berguna sebagai peringatan atas kemungkinan dampak yang tidak disengaja mengenai rencana besar "perbaikan bumi" untuk mengurangi perubahan iklim, dengan membangun gunung berapi buatan yang bertujuan untuk mendinginkan suhu dengan memompa partikel sulfat ke atmosfir tertinggi.
Redaktur: Krisman Purwoko
Sumber: ant/reuters
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/lingkungan/10/11/06/144996-ternyata-letusan-gunung-berapi-tingkatkan-hujan-di-asia-tenggara

MITIGASI BENCANA


DEFINISI

Mitigasi Bencana :
adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

UMUM

Di Indonesia, saat ini terdapat fenomena peningkatan kejadian bencana. Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (BAKORNAS PB) Indonesia mencatat bahwa terdapat 1.429 kejadian bencana pada kurun waktu 2003 – 2005, dimana nilai ini jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya (national_action_plan_for_disaster_reduction_2006_2009_2006). Adanya peningkatan kejadian bencana ini menunjukkan bahwa fenomena ini semakin lama akan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Untuk itu pemahaman bencana menjadi suatu yang penting dalam penyelenggaraan penataan ruang di Indonesia.

PENGERTIAN BENCANA

Bencana pada dasarnya adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (Pasal 1 butir 1 Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana). Beberapa ahli mengartikan bencana sebagai berikut :
  1. bencana merupakan kerusakan yang serius dari fungsi masyarakat yang menyebabkan hilangnya nyawa, materi, aset ekonomi, dan lingkungan yang mengurangi kemampuan komunitas atau masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki (United Nation, 2007; Arambepola, 2005; Carter, 1992)
  2. suatu kejadian dikatakan sebagai suatu bencana apabila kerusakan yang ditimbulkan menyebabkan perubahan yang permanen terhadap kehidupan sosial, ekosistem, dan lingkungan masyarakat, serta melumpuhkan ekonomi baik pada skala rumah tangga (ketika ternak, rumah, lahan pertanian, dan sumber-sumber aktivitas rumah tangga lainnya rusak) maupun pada skala nasional (ketika jalan, jembatan, rumah sakit, sekolah, dan fasilitas lainnya rusak) (Quarantelli, 1998 dalam Eshghi dan Larson, 2008, Wisner dkk, 2004.

JENIS-JENIS BENCANA

UU No. 24 Tahun 2007tentang Penanggulangan Bencana yang menjadi dasar dalam pegangan dalam pemahaman kebencanaan di Indonesia, mengkategorikan bencana berdasarkan sumbernya dalam tiga kategori, yaitu bencana alam, bencana non-alam, dan bencana sosial.
Kategori Deskripsi Contoh
Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah langsor
Bencana Non Alam antara lain kebakaran hutan/lahan yang disebabkan oleh manusia, kecelakan transportasi, kegagalan konstruksi/teknologi, dampak industri, ledakan nuklir, pencemaran lingkungan dan kegiatan keantariksaan baris contoh?140x100
Bencana Sosial Bencana sosial antara lain berupa kerusuhan sosial dan konflik sosial dalam masyarakat yang sering terjadi

MENGAPA MITIGASI BENCANA MEMERLUKAN PELAKSANAAN PENATAAN RUANG

UU no 24 tahun 2007 Pasal 47 menyebutkan :
(1) Mitigasi Bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf c dilakukan untuk mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana.
(2) Kegiatan mitigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
a. pelaksanaan penataan tata ruang;
b. pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata bangunan; dan
c. penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan baik secara konvensional maupun modern;

Dengan penataan ruang, kerugian dan korban akibat kerusakan ruang tinggal manusia akibat bencana bisa dikurangi.
Telah dikaji pedoman penataan ruang untuk daerah rawan bencana sesuai dengan kategori bencananya, diantaranya yaitu
  1. Pedoman Penataan ruang untuk daerah yang rawan bencana letusan gunung berapi dan gempa bumi
  2. Pedoman Penataan ruang untuk daerah yang rawan bencana tanah longsor
  3. Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik Dan Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang

MITIGASI BENCANA DALAM UU no 26 Tahun 2007

UU terbaru penataan ruang secara eksplisit menyebutkan perlunya mitigasi bencana sebagai bagian dari proses pembangunan. Rincian pasal dan ayatnya adalah sebagai berikut (klik disini)

KETERKAITAN PERUBAHAN IKLIM DENGAN BENCANA EKOLOGIS

Konferensi pada pertengahan september 2009 yang bertema “Climate Forcing of Geological and Geomorphological Hazards.” yang dihadiri oleh banyak ilmuwan terkenal seperti Bill McGuire dari University College London (UCL), Simon Dya dari Universitas Oxford, serta McGuire dan Serge Guillas dari UCL, mengeluarkan pernyataan bahwa bumi kita ini sangat peka terhadap perubahan cuaca dan iklim. Sedikit saja perubahan terjadi pada cuaca atau iklim maka kerak bumi akan bereaksi menghadiahi manusia bencana ekologis seperti letusan vulkanik, gempa bumi dan longsor yang semuanya dahsyat.


Pengaruh Perubahan Permukaan Laut

Simon Dya dari Universitas Oxford, serta McGuire dan Serge Guillas dari UCL, memaparkan bukti bahwa bagaimana perubahan halus pada tingkat permukaan laut mempengaruhi kegempaan di Patahan Pasifik Timur, salah satu batas lempeng benua yang memekar paling cepat. Para ilmuwan memfokuskan perhatian pada lempeng mini Easter –lempeng tektonik yang menghampar di bawah samudera di lepas pantai Pulau Easter– karena lempeng ini relatif terisolir dari sesar-sesar lain.

Fokus ini mempermudah upaya membedakan perubahan-perubahan dalam lempeng tektonik yang terjadi karena sistem iklim, dari yang tercipta akibat tumbukan. Sejak 1973, datangnya gelombang El Nino setiap sekian tahun berkorelasi dengan frekuensi gempa bawah laut berkekuatan magnitudo 4 dan 6.

Ilmuwan yakin, kemunculan El Nino dan terjadinya gempa bawah laut itu berkaitan. El Nino menaikkan permukaan air laut sampai puluhan centimeter. Ilmuwan juga yakin berat air ekstra bisa meningkatkan tekanan aliran fluida dalam pori-pori batuan dasar laut. Tekanan ini cukup menetralisir energi geseran yang menyangga batuan agar tetap di tempatnya, sehingga sesar-sesar menjadi mudah bergeser.

David Pyle dari Universitas Oxford. telah meneliti letusan-letusan vulkanik dalam 300 tahun terakhir dan menyatakan penilaiannya bahwa karakter vulkanisme (aktivitas vulkanik) berbeda-beda, tergantung musim.Dari penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa letusan vulkanik di seluruh dunia 20 persen lebih sering terjadi di musim dingin (belahan bumi utara) ketimbang di musim panas.Itu karena tingkat permukaan air laut global turun perlahan selama musim dingin, dan berhubung daratan lebih banyak di belahan utara, maka air menjadi lebih banyak membeku menjadi es dan salju selama musim dingin (belahan selatan).

Sementara itu, kebanyakan gunung api teraktif di dunia hanya puluhan kilometer dari pantai. Ini menunjukkan, penyusutan bobot samudera di tepi benua yang terjadi secara musiman akibat menurunnya permukaan air laut, bisa memicu letusan vulkanik di seluruh dunia.

Pandangan bahwa beberapa gunung api meletus saat permukaan air laut turun, tak berarti bahwa naiknya permukaan laut akibat perubahan iklim, akan menekan aktivitas vulkanik.Di Alaska, Gunung Pavlof lebih sering meletus pada bulan-bulan di musim dingin, sementara penelitian awal Steve McNutt dari Observatorium Gunung Api menyimpulkan, naiknya permukaan laut 30 cm setiap musim dingin, terjadi karena rendahnya tekanan udara dan kuatnya gelombang badai.Lokasi Gunung Api Pavlof berada menunjukkan, bobot tambahan di samudera terdekat bisa menekan magma ke permukaan.Di wilayah lain, berat esktra samudera saat tingkat permukaan laut naik, bisa melengkungkan kerak bumi dan mengurangi pemampatan sehingga magma menjadi lebih mudah mencapai permukaan di gunung-gunung api terdekat, kata McGuire.
Semua contoh itu agaknya saling bertentangan, namun intinya setiap perubahan permukaan laut bisa mengubah tekanan di tepi benua yang cukup untuk memicu letusan gunung berapi yang sudah siap meletus.

Pengaruh Curah Hujan

Perubahan kecil dalam curah hujan bisa juga memicu letusan vulkanik. Pada 2001, letusan besar di gunung api Soufriere Hills di Pulau Montserrat di Karibia terjadi karena tingginya curah hujan. Curah hujan yang tinggi ini menggoyahkan kubah gunung api hingga cukup untuk memuntahkan magma dalam perut gunung api.Kini, hujan tropis tampaknya sudah umum dianggap bisa memicu letusan gunung api, sedangkan menurut model ilmiah iklim, banyak kawasan, termasuk daerah tropis, bertambah panas akibat perubahan iklim.
Adrian Matthews dari Universitas East Anglia dan para koleganya, meneliti respons menit ke menit gunung berapi Montserrat setelah dikenai lebih dari 200 “rangsangan” selama tiga tahun. Tim peneliti menemukan, respons itu terlihat dari meningkatnya aktivitas vulkanik selama dua hari.Hujan harian meningkatkan kemungkinan keroposnya kubah gunung api dari 1,5 sampai 16 persen sehingga tak perlu menunggu hujan besar.

Pengaruh Perubahan Lapisan Es

Andrew Russell dari Universitas Newcastle menyatakan bahwa mungkin hambatan geologis terbesar selama perubahan iklim adalah dampak mencairnya lapisan es. Di samping risiko bahwa sedimen-sedimen goyah yang muncul karena es mencair bisa menyelinap masuk laut sebagai longsor pemicu tsunami, tanggalnya lapisan es juga bisa memicu letusan gunung api.”Bahkan penciutan (lapisan es) puluhan centimeter saja sudah cukup menciptakan perubahan,”
Contohnya glasier Vatnajokull di Islandia yang berdiri di atas batas lempeng dan sejumlah gunung api yang kemungkinan sirna dua abad nanti. Jika itu sirna, maka beban (samudera) akan membesar yang akan meningkatkan aktivitas vulkanik,”
Di awal zaman es terakhir, aktivitas vulkanik di Islandia utara meningkat hingga 30 kali lebih besar dibandingkan sekarang. Dan jika nanti gunung-gunung api di belahan utara yang tertutup es itu meletus, maka hamburan letusan akan menebari dunia. Ilustrasinya terjadi pada 1783 saat Gunung Berapi Laki di Islandia memuntahkan debu belerang ke seluruh Eropa sehingga benua ini mengalami satu musim dingin maut yang membunuh ribuan orang.
Saat ini memang belum jelas berapa besar perubahan iklim akan mempengaruhi frekuensi dan intensitas gempa bumi serta letusan gunung api mengingat kepekaan Planet Bumi terhadap iklim baru teramati intens belakangan ini. Selain itu, belum cukup data untuk menciptakan model pemrakira cuaca yang mengaitkan kedua sistem. Tapi yang pasti, aksi manusia semakin mudah memprovokasi Planet Bumi.
(Sumber : www.akarfoundation.org dikutip dari New Scientist, edisi 23 September 2009.}

DATA DAN INFORMASI

Peraturan

Teori dan Konsep

  1. Pengertian Bencana
  2. Jenis Bencana
  3. Siklus Bencana Alam
  4. Teknik dan metoda penanganan bencana
  5. Manajemen Resiko

BEST PRACTICE

Statistik Pengunjung