Jumat, 06 Januari 2012

Foto Gunung Sindoro tanggal 06/01/2012

ISS dok.foto dan video gunung sindoro pascabencana
muntung, 06/01/2012 jam 16.00 wib



FOTO diambil di tengah persawahan sebelah timur desa muntung

 
FOTO diambil di tengah persawahan sebelah timur desa muntung
 

FOTO diambil di tengah persawahan sebelah timur desa muntung
 
 
VIDEO diambil di tengah persawahan sebelah timur desa muntung
 

Kamis, 05 Januari 2012

Daftar 7 Gunung Masuk Level Siaga


Ketujuh gunung ini aktivitasnya naik sehingga perlu dipantau terus.

Kamis, 5 Januari 2012, 13:35 WIB
 
 Ita Lismawati F. Malau, Arry Anggadha
VIVAnews - Indonesia memiliki 127 gunung api di mana tujuh diantaranya harus diwaspadai karena masuk level III atau Siaga. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Daerah merilis karakter ketujuh gunung ini sebagai antisipasi dan persiapan dampak dari aktivitas gunungapi tersebut.

Adapun ketujuh gunung itu adalah:
1. Gunung Papandayan (Jawa Barat)Tipe letusan: eksplosif, magmatik.
Bahaya primer: adalah awan panas, aliran lava, hujan abu.
Bahaya sekunder: lahar dingin.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, kawasan rawan bencana (KRB) ada di radius 5 kilometer. Sedangkan luas daerah bahaya 92,9 kilometer persegi. "Saat ini tidak ada pengungsi," kata dia dalam rilis yang diterima VIVAnews.com, Kamis 5 Januari 2012.

2. Gunung Lokon (Sulawesi Utara)Tipe letusan eflata (bom dan lava).
Bahaya primer: aliran lava dan awan panas.
Bahaya sekunder: lahar dingin.
KRB III adalah 3,5 km dengan penduduk 12 ribu. Sama seperti Papandayan, kawasan ini pun belum ada pengungsi.

3. Gunung Ijen (Jawa Timur)Tipe letusan: freatik.
Bahaya primer: air asam dengan tingkat keasaman kurang dari 1 dan gas beracun dari danau kawah yang mengalir ke Kali Banyupahit hingga muara, lahar letusan, abu vulkanik, awan panas.
Bahaya sekunder: perluasan awan panas dan lahar hujan.

"KRB III  radius 1,5 km. Penduduk terancam 9000 orang, tapi belum ada pengungsi," jelas Sutopo.

4. Gunung Anak Krakatau (Banten, Lampung)Tipe letusan: magmatik dengan lava basaltik dengan SiO2 rendah.
Bahaya primer: aliran lava, eflata, hujan abu. Daerah yang terkena hanya sekitar pulaunya.

"Gunung ini masih dalam fasa membangun sehingga sering meletus tetapi tidak dahsyat. Letusan dahsyat akan terjadi sesudah 3-16 abad setelah letusan 1883," kata Sutopo. KRB gunung ini di radius 3 km yang tidak ada penduduk.

5. Gunung Gamalama (Maluku Utara)
Tipe letusan: eksplosif.
Bahaya primer: aliran lava, awan panas, lontaran batu pijar hujan abu.
Bahaya sekunder: lahar dingin.
"KRB III radius 2,5 km. Pengungsi akibat lahar dingin 3.638 jiwa  atau 896 KK," tambah Sutopo.

6. Gunung Lewotolo (NTT)
Tipe letusan: eksplosif.
Bahaya primer: bom gunungapi, awan panas dan eflata.
Bahaya sekunder: lahar dingin.

"Daerah bahaya berbentuk lingkaran dengan jari-jari 5 km. Penduduk terancam 16.000 jiwa dengan pengungsi 500 jiwa," ujar Sutopo. Sejak tahun 1660 hingga sekarang belum pernah terjadi letusan hebat yang menyebabkan jatuh korban manusia.

7. Gunung Karangetang (Sulut)
Tipe letusan: eksplosif.
Bahaya primer: aliran lava, awan panas, semburan bom pijar.
Bahaya sekunder: lahar dingin.
Daerah bahaya radius 5 km. Saat ini tidak ada pengungsi. (sj)
• VIVAnews

Rabu, 04 Januari 2012

Terhasut "Wangsit" Sindoro Meletus Hari Ini, Warga Sindoro Mengungsi


parwito - detikNews
Selasa, 13/12/2011 16:50 WIB

Magelang - Gunung Sindoro sampai saat ini masih fluktuatif dan bergejolak bahkan membuat puluhan warga nekat mengungsi ke luar daerah. Fakta ini terjadi setelah puluhan warga sekitar gunung di perbatasan Kabupaten Temanggung-Wonosobo terhasut isu bahwa telah turun “wangsit” (wahyu) Sindoro pada Selasa Kliwon (13/12/2011) hari ini meletus.

Di lain pihak lembaga kegunungapian seperti PVMBG dan BPPTK sampai sekarang belum menaikan status dari waspada (level II) ke status yang lebih tinggi. Serta belum memerintahkan supaya warga mengungsi karena aktifitas Sindoro semakin membahayakan.

Fakta itu disampaikan oleh Bupati Temanggung Hasyim Affandi kepada detikcom Selasa (13/12/2011) usai mengikuti acara Forum Silaturahmi Antar Tokoh dan Ormas Lintas Agama se-Eks Karisidenan Kedu (Magelang, Temanggung, Wonosobo, Purworejo, Kebumen) di Pendopo Kabupaten Magelang, Jateng.

Puluhan warga yang mengungsi paksa itu warga Dusun Gondangan, Desa Watu Kumpul, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung sebanyak 59 jiwa dari 14 Kepala Kekuarga (KK). Dusun ini berjarak sekitar delapan kilometer dari puncak Sindoro tersebut memiliki sekitar 75 keluarga.

Kecamatan Parakan merupakan salah satu dari lima kecamatan di Temanggung yang masuk dalam kawasan rawan bencana erupsi Sindoro. Kelima kecamatan itu adalah Parakan, Candiroto, Kledung, Ngadirejo dan Bansari.

"Ada yang punya kelebihan. Katanya ada yang diberi wangsit besok tanggal semene arep ngene-ngene. Ndak benar itu. Kalau sumbernya ada dan masih dari badan vulkanologi tidak apa-apa. Sampai saat ini sudah ada 14 kepala keluarga pengungsi yang mengungsi rata-rata keluar daerah," ungkap Hasyim.

Hasyim menghimbau kepada warga supaya tidak terhasut oleh isu dan informasi yang menyesatkan. Sebab saat ini sudah ada dua lembaga yang melakukan pemantauan terhadap Sindoro yang awalnya normal menjadi waspada (level II).

"Saya menghimbau supaya mendengar infromasi dan perintah dari badan vulkanologi saja. Lha yo kuwi ora nggenah njur do ngungsi. Alasan nggih nopo? Tiba-tiba njebluk tanggung nopo?" ungkap Hasyim dalam logat Jawanya.

Hasyim menambahkan saat ini Pemkab Temanggung sudah mempersiapkan kantong-kantong pengungsian. Serta sudah membuat empat jalur evakuasi jika nanti memang Sindoro benar-benar meletus.

"Sudah sudah disiapkan. Banyak. Jadi yang ring dua nanti ke desa mana. Kapasitas berapa. Pokoknya pengalaman di Magelang diterapkan disana. Dari Bansari turun kemana. Kalau pos dan titik sementara mau pergi kemana. Titik-titik kumpul dimana sudah kami persiapakan," tegas Hasyim.

Ketua RT 02/RW 01, Dusun Gondangan, Desa Watu Kumpul, Sugiyarto di Temanggung membenarkan bahwa puluhan warganya mengungsi ke tempat saudaranya karena khawatir Gunung Sindoro meletus hari ini. Langkah mengungsi itu didengar setelah mendengar desas-desus bahwa ada “wangsit” Sindoro meletus hari ini.

"Saya tidak tahu darimana isu wangsit kalau Selasa Kliwon (hari ini) meletus. Sebagian besar mereka mengungsi ke beberapa daerah di Temanggung, namun juga ada yang mengungsi ke Magelang, Batang, bahkan ke Pasuruan. Mereka yang mengungsi hanya sebagian dari anggota keluarga, namun ada empat keluarga yang benar-benar telah meninggalkan rumah, yakni keluarga Rejo, Sarwidi, Ruwet, dan Sayuti," kata Sugiyarto.

(gah/gah)

WASPADA SINDORO: 25.370 JIWA MASUK KELOMPOK RENTAN



Politikindonesia.com - Kondisi Gunung Sindoro yang kini bersatus Waspada level II membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung, Jawa Tengah melakukan sejumlah langkah antisipasi. Pemda telah bersiap untuk mengungsikan warga disekitar lereng Sindoro jika keadaan memburuk. Kelompok yang rentan bencana, menjadi prioritas utama untuk diungsikan.
Kasi Penanganan Darurat dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Temanggung Eko Suprapto, Selasa (03/01) mengatakan, yang masuk dalam kelompok rentan tersebut seperti warga lanjut usia, wanita hamil, anak dan balita serta penyandang cacat. Jumlahnya cukup banyak. "Sebanyak 25.370 jiwa kelompok rentan ini akan mendapat prioritas untuk diungsikan lebih dulu," terang dia.

Kata Eko, puluhan ribu kelompok rentan itu tersebar di 5 kecamatan. Semuanya masuk kawasan rawan bahaya (KRB) II dan III.

Eko merincikan, di Kecamatan Candiroto terdapat 3.664 jiwa kelompok rentan. Di Kecamatan Ngadirejo ada 8829 jiwa. Kecamatan Kledung terdapat 3.678 jiwa. Lainnya di Kecamatan Parakan sejumlah 2.810 jiwa, dan Kecamatan Bansari 6.389 jiwa.

Jika pengungsian benar-benar harus dilakukan, warga yang mengidap penyakit menular akan ditempatkan di lokasi pengungsian khusus. “Tapi sampai sekarang belum ada data penderita penyakit menular, sehingga kami juga belum ada tempat pengungsian khusus untuk itu. Nanti masih akan kita lihat perkembangannya lebih lanjut," terang dia.
(kap/rin/nis)
http://politikindonesia.com/



JALIN KOMUNITAS RELAWAN

Statistik Pengunjung