Manis- salah satu peserta Wonosobo Costume Carnival (W2C) bertema Masquerede dalam perayaan Hari Jadi Wonosobo ke 187 kemarin (14/7). dalam acara ini disaksikan puluhan orang serta wisatawan dari luar negeri. SUMALI IBNU CHAMID/RADAR SEMARANG/JPNN
WONOSOBO – Pesta rakyat menjelang HUT Ke-187 Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, berlangsung meriah kemarin. Acara yang dikemas dalam kirab budaya dengan menampilkan berbagai kesenian itu disesaki puluhan ribu pengunjung. Pesta semakin meriah karena dibarengkan dengan peresmian Kelenteng Hok Hoo Bio dan Wonosobo Costume Carnival (W2C).
Sejak pukul 07.00 WIB puluhan tim kesenian dan peserta W2C berkumpul di halaman Kelenteng Hok Hoo Bio. Dipimpin Bupati Wonosobo Abdul Kholiq Arif, acara dibuka dengan peresmian kelenteng. Setelah itu, kirab budaya dimulai.
Peserta W2C dengan beragam desain pakaian unik berbahan barang bekas menjadi pembuka. Di belakangnya deretan tim kesenian dari 15 kecamatan di Wonosobo serta potensi hasil bumi meliputi sayuran dan buah-buahan menyusul. Di barisan paling belakang berderet ratusan umat Konghucu. Mereka mengusung dua tandu dewa, yakni Hok Tek Cin Sin atau Dewa Bumi dan Dewa Jai Shen Ye alias Dewa Rezeki. Kehadiran mereka disertai liangliong dan barongsai.
Pesta rakyat itu tidak hanya diikuti warga Wonosobo. Beberapa turis asing juga ikut berpartisipasi dengan dandan sebagai peserta W2C, bahkan ada yang mengusung hasil bumi dan ikut dalam rombongan Kecamatan Kejajar.
Bupati Abdul Kholiq mengatakan, perayaan hari jadi Wonosobo biasanya dilangsungkan pada 24 Juli. Namun, untuk tahun ini kegiatan dimajukan karena ada bulan puasa. Pada 24 Juli mendatang hanya diselenggarakan upacara birat sengkolo serta gema salawat bersama Habib Syekh Abdul Qodir Assegaf. "Tahun ini perayaan kami majukan agar semua bisa berjalan lancar," katanya.
Untuk perayaan, kata Kholiq, ada yang berbeda. Acara biasanya hanya diisi arak-arakan raja kaya yang menyuguhkan pameran hasil bumi dan tradisi dari tiap desa. Namun, tahun ini Wonosobo Costume Carnival serta kirab budaya warga kelenteng dilibatkan. Itu menunjukkan bahwa hari jadi Wonosobo milik semua kalangan. "Makna hari jadi merupakan milik rakyat. Maka, siapa saja boleh bergabung tanpa membedakan etnis dan jenis budaya yang dimiliki," ucapnya. (ali/jpnn/c10/nw)
Sejak pukul 07.00 WIB puluhan tim kesenian dan peserta W2C berkumpul di halaman Kelenteng Hok Hoo Bio. Dipimpin Bupati Wonosobo Abdul Kholiq Arif, acara dibuka dengan peresmian kelenteng. Setelah itu, kirab budaya dimulai.
Peserta W2C dengan beragam desain pakaian unik berbahan barang bekas menjadi pembuka. Di belakangnya deretan tim kesenian dari 15 kecamatan di Wonosobo serta potensi hasil bumi meliputi sayuran dan buah-buahan menyusul. Di barisan paling belakang berderet ratusan umat Konghucu. Mereka mengusung dua tandu dewa, yakni Hok Tek Cin Sin atau Dewa Bumi dan Dewa Jai Shen Ye alias Dewa Rezeki. Kehadiran mereka disertai liangliong dan barongsai.
Pesta rakyat itu tidak hanya diikuti warga Wonosobo. Beberapa turis asing juga ikut berpartisipasi dengan dandan sebagai peserta W2C, bahkan ada yang mengusung hasil bumi dan ikut dalam rombongan Kecamatan Kejajar.
Bupati Abdul Kholiq mengatakan, perayaan hari jadi Wonosobo biasanya dilangsungkan pada 24 Juli. Namun, untuk tahun ini kegiatan dimajukan karena ada bulan puasa. Pada 24 Juli mendatang hanya diselenggarakan upacara birat sengkolo serta gema salawat bersama Habib Syekh Abdul Qodir Assegaf. "Tahun ini perayaan kami majukan agar semua bisa berjalan lancar," katanya.
Untuk perayaan, kata Kholiq, ada yang berbeda. Acara biasanya hanya diisi arak-arakan raja kaya yang menyuguhkan pameran hasil bumi dan tradisi dari tiap desa. Namun, tahun ini Wonosobo Costume Carnival serta kirab budaya warga kelenteng dilibatkan. Itu menunjukkan bahwa hari jadi Wonosobo milik semua kalangan. "Makna hari jadi merupakan milik rakyat. Maka, siapa saja boleh bergabung tanpa membedakan etnis dan jenis budaya yang dimiliki," ucapnya. (ali/jpnn/c10/nw)
0 komentar:
Posting Komentar