Sabtu, 14 Juli 2012
RITUAL WIWITAN NDUNGKAP PANEN TEMBAKO
REGI WIJI KOPI MANDHAP
Informasi Seputar Sindoro - Regi isi kopi garing menapa dene teles mliginipun kangge jinis kopi arabika ing Kabupaten Temanggung, salebeting setungal minggu menika kalebet mandhap. Kawontenan kasebat anjalari para among tani was kuwatos amargi menawi reginipun mboten enggal sae saged anjalari among tani nandhang kapitunan.
Regi isi kopi teles ing tataran among tani wekdal samangke ing saben kilonipun namung nggayuh kawan ewu rupiah utawi saben kilonipun mandhap kalih ewu rupiah. Wondene regi isi kopi garing ingkang padatan ing saben kilo wolu las ewu rupiah, samangke dados nem belas ewu rupiah. Mandhapipun regi isi kopi kasebat sampun wiwit dipun raosaken salebeting setunggal minggu menika.Miturut satunggaling among tani kopi ing wewengkon Gemawang, Mismin, regi isi kopi watawis tigang dinten kepengker ing sawetawis wekdal sae watawis gangsal atus rupiah. Ananging samangke tansah mandhap ngantos ing saben kilonipun kalih ewu rupiah. Mismin mboten ngertos ingkang anjalari mandhapipun regi isi kopi. Ananging kakinten amargi samangke mujudaken panen raya kopi dados stok-ipun kathah. Kajawi menika, wontenipun ingkang mainaken regi ing tataran bakul saged anjalari regi kopi mandhap. Mangertosi barang ingkang kathah, para bakul tansah nawa kanthi regi sak sekecanipun.
Kanthi regi isi kopi ingkang wonten samangke, para among tani kopi ing temanggung panci mboten nandhang kapitunan ananging para among tani ugi mboten angsal asil babar blas. Para among tani namung ngaken was kuwatos menawi regi kopi mboten enggal sae saha tansah mandhap satemah saged anjalari among tani nandhang kapitunan menapa malih ndungkap panen raya kopi. (Rahardian Setiawan - Temanggung)
2 WARGA TEMANGGUNG PEMAKAI PUTAW DITANGKAP POLISI
Informasi Seputar Sindoro - Satuan Reserse Narkoba Polres Temanggung kembali menangkap dua warga yang diduga sebagai pemakai putaw. Dari tangan para pelaku, petugas menyita satu paket putaw seberat 0,10 gram. Kedua warga tersebut adalah Rio dan Gandhi. Keduanya adalah warga Banyutarung Kelurahan Temanggung 2, Kecamatan Temanggung. Para pelaku berhasil dibekuk polisi di daerah Teminabuhan Kelurahan Temanggung.
Menurut tersangka, Rio, dirinya menggunakan putaw hanya coba-coba dan baru sekali. Barang tersebut dia beli dari seseorang warga Jogjakarta via SMS. Satu paket putaw ia beli dengan harga seratus ribu rupiah. Keduanya bakal dijerat dengan pasal 112 dan pasal 114 UU Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman minimal 4 tahun penjara dan maksimal 12 tahun penjara.Di Semarang, wanita kurir ganja tersebut diketahui bernama Sri Wahyuni, warga kampung Kismorejo Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres, Surakarta. Sri Wahyuni ditangkap petugas Resnarkoba Polda Jawa Tengah di depan rumahnya saat wanita 27 tahun ini akan mengirimkan barang haram tersebut kepada seseorang.
Sri Wahyuni tidak dapat berkutik ketika bungkusan tas plastik berwarna hitam yang dibawanya digeledah petugas. Dari penggeledahan tersebut petugas mendapati enam bungkus ganja kering dengan berat total mencapai 4,2 kilogram. Penangkapan tersangka ini berawal dari pengembangan kasus dari salah satu tersangka lain yang sudah berhasil tertangkap polisi.
Selain mengamankan tersangka, polisi juga menyita enam bungkus ganja kering dengan berat total 4,2 kilogram dan satu buah alat timbangan. Atas perbuatannya tersangka dijerat undang-undang Narkotika dengan ancaman hukuman minimal lima tahun penjara. Kini polisi masih memburu kakak ipar tersangka pemilik barang haram yang diduga terlibat dalam jaringan Narkotika di Surakarta. (Rahardian Setiawan - Temangung / Suryo Wicaksono - Semarang)
4 Sungai di Temanggung Tercemar Zat Kimia
Kepala BLH Kabupaten Temanggung, Andristi, Selasa (10/7) mengatakan tiap tahun BLH bekerjasama dengan labolatorium terakreditasi di Jawa Tengah melakukan pengambilan sampel air untuk uji laboratorium
kualitas air di sumber air Jumprit di Kecamatan Ngadirejo, sungai Kuas, Galeh dan Pacar di Kecamatan Temanggung, serta sungai Progo di Kecamatan Kranggan.
" Penelitian untuk mengetahui perkembangan kualitas air, dari tahun ke tahun. Dan di 2012 rencana penelitian sekitar Agustus atau September," kata Andristi.
Diterangkan uji laboratorium menggunakan delapan parameter, yakni untuk mengetahui kandungan oksigen (DO), sianida, total fosfat, seng (Zn), biological oxygen demand (BOD), tembaga, total coliform, dan fecal coliform.
Berdasarkan hasil uji laboratorium tersebut, kadar DO di mata air Jumprit diketahui melebihi mutu air kelas II, yakni 6,2 mg/liter dari kadar yang diperbolehkan 4 mg/L. Sebaliknya, kadar DO di sungai Pacar justru menurun menjadi 3,8 mg/L. Penyebabnya ada konsentrasi bahan pencemaran seperti limbah.
Kadar BOD sungai Pacar tercatat 4,9 mg/L, atau lebih tinggi dari standar 3 mg/L. Kadar nitrit (No2-N) sungai Pacar juga melebihi standar 0,06 mg/L, yakni mencapai 0,0923 mg/L.
Di sumber air Jumprit, untuk di kolamnya kandungan air masih aman, namun pada air yang mengalir di saluran dibawah kolam harus dimasak dahulu sebelum dikonsumsi.
Sedangkan kandungan air di sungai Galeh tercemar oleh sianida yang kadarnya melebihi standar baku mutu, yakni 0,25 mg/L dari standar 0,02 mg/L. Sianida merupakan bahan pencemar anorganik. Ion sianida punya aktivitas yang kuat terhadap banyak ion logam.
Bahan sianida terangnya banyak digunakan pada industri pembersih logam dan pengelasan listrik. Sianida merupakan gas utama efluen pencemar dari dapur-dapur gas dan oven batubara. Kondisi ini lantaran bantaran Sungai Galeh merupakan lokasi pemukiman, rumah sakit, industri pengelasan, dan ada aktifitas penambangan galian c.
Diterangkan, total fosfat yang melebihi standar baku mutu air kelas II terdapat di sungai Kuas, yakni 0,282 mg/L dari standar yang dibolehkan 0,02 mg/L.
Kandungan seng (Zn) di sungai Kuas juga lebih dari standar baku mutu sebesar 0,05 mg/L karena mencapai 0,0837 mg/L. Kandungan seng berasal dari limbah las, logam, dan patri.
Di sungai Progo tercatat kandungan tembaga sebesar 0,025 mg/L, melebihi standar baku mutu sebesar 0,02 mg/L. Tembaga ini berasal dari logam dan limbah industri domestik.
Disampaikan untuk kandungan total coliform dan fecal coliform di empat sungai, yakni Galeh, Kuas, Pacar, dan progo juga melebihi standar jumlah 1.000 ml untuk total coliform, dan 100 ml untuk Fecal Coliform. Berbeda dengan Jumprit yang masih tergolong normal untuk kandungan dua bahan tersebut.
Dikatakan, kandungan total coliform dan fecal coliform sungai Galeh dan sungai Kuas masing-masing mencapai 280.10 pangkat 5 jumlah /1000 ml. Sungai Pacar 280.10 pangkat 6 jumlah / 1000 ml. Sungai progo 280.10 pangkat 4 jumlah/1000 ml.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, dr Supardjo menambahkan, Dinkes telah mengambil sampel air di sejumlah sumber air PDAM di wilayah itu untuk diteliti di laboratorium. " Untuk hasil penelitian labolatorium masih diteliti ulang, guna memastikan hasil," katanya. (Osy)
Dua pemuda tewas tenggelam di sungai Progo Temanggung
Nasib nahas menimpa Handoko (21), dan Bagus Danar Suhendro (20), keduanya hilang terseret arus air di Kedung Pendem, Sungai Progo, di Kampung Kerikil, Kelurahan Walitelon, Temanggung.
Berdasarkan informasi yang dihimpun merdeka.com, Jumat (13/7) di lokasi, dua pemuda asal Desa Muntung, Kecamatan Candiroto, ini kali terakhir diketahui tengah bermain di sungai dengan kedalaman sekitar 5-7 meter tersebut.
"Keduanya turun ke sungai saat itu sekitar pukul 10.30 WIB, tapi hingga pukul 13.00 WIB keduanya tak diketahui keberadaannya. Hanya pakaian dan telepon selulernya saja yang ditemukan di pinggir sungai oleh warga," ujar Agus (40), warga setempat.
Sebelumnya, korban Handoko dan Bagus, sebenarnya tengah berkunjung ke tempat saudaranya bernama Yanto (40), yang tinggal di Kampung Kerikil. Kebetulan di kampung itu tengah diadakan ritual nyadran (takziah jelang Ramadan) di desa sehingga mereka bermain ke rumah Yanto.
Setelah itu, keduanya sempat terlihat oleh warga sekitar berenang di tepian Sungai Progo di Desa Kerikil, Kecamatan Temanggung, Jateng. Namun, setelah tiga jam lebih keduanya tidak muncul kembali. Kuatir dengan keberadaan keduanya, akhirnya warga melaporkan kejadian itu ke Polres Temanggung.
Petugas polisi akhirnya bersama tim SAR langsung melakukan upaya pencarian dengan menyelam menyusuri sepanjang hulu dan hilir Sungai Progo yang dikenal memiliki arus yang deras.
Kasatreskrim Polres Temanggung AKP Agung Setyo Budi Utomo ketika dikonfirmasi di sela-sela melakukan pencarian korban di TKP membenarkan adanya kejadian itu. Dijelaskan, Agung kemungkinan kedua pemuda itu tidak bisa berenang lalu tenggelam.
Pencarian korban masih terus dilakukan oleh warga di bantu tim SAR, TNI dan Polri. Korban Handoko kemudian berhasil ditemukan sekitar pukul 16.00 WIB dalam keadaan tak bernyawa, sementara Bagus belum berhasil ditemukan.
Jenasah Handoko saat ini sudah dilarikan ke RSUD Temanggung untuk dilakukan visum. Sementara jenazah Bagus masih dalam proses pencarian. Besar kemungkinan, proses pencarian akan dihentikan karena hari sudah malam.
Usai Acara Upacara Selamatan,Dua Warga Temanggung Tenggelam
Informasi Seputar Sindoro-- Dua warga Desa Muntung RT 03 RW 03, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, tenggelam di Sungai Progo usai mengikuti acara nyadran (selamatan).
Salah satu dari korban, Handoko(30), ditemukan sudah meninggal. Sementara seorang korban lagi, Bagus Danar Suhendra (21), Jumat (13/7) malam, belum ditemukan.
Awalnya kedua korban mengikuti acara nyadran di tempat saudaranya di Dusun Krikil, Kelurahan Walileton, Temanggung, Jumat (13/7) sekitar pukul 10.30 WIB.
Merasa akan buang hajat keduanya pergi ke Sungai Progo yang juga di daerah kelurahan setempat. Usai membuang hajat, keduanya memutuskan sekalian mandi di Kedung Pendem yang dalamnya sekitar lima meter.
"Bagus coba menolong Handoko yang tiba-tiba mulai tenggelam. Tapi keduanya malah tenggelam semua," kata saksi mata sekaligus teman korban, Asfan Mahmud (19).
Asfan tidak berani menolong keduanya karena merasa tidak bisa berenang. Namun, mengetahui kedua temannya tidak kunjung ke luar dari dalam air, dia mencoba mencari pertolongan ke warga desa. Warga pun mulai berdatangan dengan membawa peralatan seadanya untuk mencoba mencari kedua korban. Namun mereka tidak berhasil menemukanya.
"Saya tidak tahu kalau akan terjadi begini, padahal saya sudah melarang Handoko untuk berenang, kami tahu kondisi kedung ini tapi dia nekat," ujar Asfan.
Hingga akhirnya tim gabungan dari SAR, Polisi, dan Kodim 0706 Temanggung serta warga lainnya datang ke lokasi kejadian perkara. Mereka membantu mencari para korban, namun karena arus sungai cukup deras dan dalam sehingga tim gabungan kewalahan.
Baru sekitar pukul 16.00 WIB dua penyelam dari satuan TNI akhirnya menemukan salah satu korban, yakni Handoko. Dia ditemukan sudah terbujur kaku di dasar sungai, dan kemudian langsung dibawa ke rumah saudaranya, Yanto. Hingga berita ini ditulis rencananya jenazah korban akan dibawa ke RSUD Djojonegoro Temanggung untuk diotopsi.
"Pencarian hanya dapat kami lakukan sampai petang. Jadi jika satu korban lagi belum bisa ditemukan, kemungkinan pencarian akan kami lanjutkan pada esok harinya (hari ini_ Red)," kata Kasatreskrim Polres Temanggung, AKP Agung Setia Budi Utomo.
Agung menyebutkan, bahwa kedua korban tenggelam ini diperkirakan terpeleset saat mandi di sungai. Kemudian jatuh, dan karena tidak bisa berenang sehingga tenggelam. "Nanti kita akan bantu saat evakuasi para korban dan perawatan medisnya," katanya. (*)
Gempa 5,1 Skala Ritcer Guncang Cilacap, Warga Berlarian
Ilustrasi
ISS - Warga Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, dikejutkan oleh gempa bumi yang mengguncang wilayah tersebut pada Sabtu (14/7/2012) dini hari. Guncangan gempa tersebut terasa sangat kencang sehingga warga yang sudah tidur terbangun.
Berdasarkan pantauan di Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala, Cilacap, beberapa warga terlihat berlarian ke luar dari rumah mereka. Bahkan dari kejauhan terdengan suara kentongan yang dipukul oleh warga.
"Saya sangat terkejut dan langsung bangun dari tempat tidur karena guncangan gempa terasa sangat kencang," kata seorang warga setempat, Maryam (61).
Dia yang sedang sakit mengaku sangat pusing akibat guncangan gempa tersebut.
Petugas Stasiun Meteorologi Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan, gempa pada Sabtu pukul 00.57.04 WIB itu berkekuatan 5,1 Skala Richter (SR).
"Gempa tersebut berlokasi di 8,37 lintang selatan dan 109,02 bujur timur atau 102 kilometer barat daya Kebumen atau 103 kilometer tenggara Cilacap dengan kedalaman 10 kilometer," katanya.
Menurut dia, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Belum ada laporan mengenai kerusakan akibat gempa tersebut.
Ritual Mandi, Dua Pemuda Hanyut di Kali Progo
informasi Seputar Sindoro, — Dua pemuda, Handoko (21) dan Bagus Danar Juwendro (20), hanyut di Kali Progo, Kelurahan Walitelon Selatan, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung, Jumat (13/7/2012) siang.
Dua pemuda asal Desa Muntung, Kecamatan Candiroto, ini hanyut setelah melakukan ritual mandi, membersihkan diri menjelang bulan puasa. Agus, salah seorang warga, mengatakan, dua pemuda terlihat berenang mulai pukul 10.30 WIB dan belum kembali muncul permukaan hingga pukul 13.00 WIB.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Temanggung Ajun Komisaris Agung Setiabudi mengatakan, hingga pukul 15.00 WIB, dua pemuda ini belum ditemukan dan proses pencarian masih terus dilakukan.
Sumber :
Magelang,KOMPAS.com
Harga Kopi Di Temanggung Melonjak
TEMANGGUNG,
Jumat, 13 Juli 2012
“KI AGENG MAKUKUHAN HALL” DIRESMIKAN
TEMANGGUNG, Akhirnya setelah lima tahun akhirnya gedung kebanggaan masyarakat kedu diresmikan, Kamis (12/7). Ditandai dengan pemotongan pita oleh Bupati Temanggung Drs. Hasyim Afandi dan dihadiri Muspika dan mantan-mantan camat kecu, BPD, serta Masyarakat Desa kedu. Sebelumnya juga diawali jalan santai yang diikuti mayarakt dan para pelajar dengan star dan finis di Gedung “KI AGENG MAKUKUHAN HALL”. Gedung Ki ageng makukuhan hall dibangun dengan bangunan induk 27 meter x 18 meter dan tinggi 11 meter, Bangunan selasar panjang 12 meter x 6 meter dan tinggi 4,5 meter serta Bangunan teras depan panjang 9 meter x 6 meter dengan tinggi 5 meter.
Dalam sambutanya Bupati menyampaikan walau sampai dengan tahun kelima gedung ini baru selesai pembangunannya, tapi kita patut bangga dan bersyukur setiap saat atas berdirinya gedung ini.
Ditambahkan, gedung ini walau sudah diresmikan tetap harus sedikit demi sedikit kita sempurnakan, tambah ruang-ruang yang dibutuhkan misanya ruang transit.
Gedung yang dinamai Ki Ageng Makukuhan Hall sampai dengan tahun ke lima ini telah memakan dana 611 juta. Dana berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Desa Kedu sebesar 475,8 Juta dan Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar 135 juta.
Dalam laporannya Kepala desa Kedu Purnomo Hadi melaporkan pembangunan gedung ini dibangun dalam rangka memnuhi kebutuhan masyarakat akan gedung Pertemuan dan gedung olah raga yang memadai.
Dengan berhasilnya dibangun gedung ini masyarakt kedu telah mempunyai gedung yang diimpikan dan sebagai gedung kebanggaan yang nantinya dijadikan ajang pementasan wayang kedu, yang merupakan babonnya wayang dunia secara periodik sebagai media pelestarian peninggalan budaya adiluhung hasil karya dalang “Ki Lebdo Jiwo” yang dibuat pada tahun 1495. Serta diharapkan dengan gedung olah raga ini dapat melahirkan putera daerah yang berprestasi dibidang olahraga khususnya bulu tangkis.
(Hms12/miDjan/pakDhe)
Truk Blong, Penjual Timol Tewas Tergilas
Tanah Bergemuruh, 243 Jiwa Mengungsi
Sekretaris Desa Tlogopucang, budi Pranyoto, mengatakan, suara gemuruh yang sangat keras tersebut terdengar pada Rabu dinihari pukul 02.00 WIB, dan pukul 08.00 WIB.
Segera setelah mendengar suara gemuruh untuk kedua kalinya, warga pun segera beramai-ramai mengungsi ke TPQ, dan ke rumah sanak saudara terdekat yang dianggap lebih aman, ujarnya.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, warga pun mengungsi sembari membawa ternak mereka.
Sebelumnya seminggu lalu, terjadi retakan tanag dengan lebar berkisar 10-30 sentimeter, sepanjang 200 meter. Terjadinya retakan ini tidak disertai suara gemuruh. Selain itu, seminggu lalu juga terj adi longsor di 13 titik, dengan longsor yang cukup parah tersebar di delapan titik.
Saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung telah turun ke lapangan dan memberi bantuan logistik untuk para pengungsi.
Sesosok mayat tanpa identitas ditemukan di lereng Gunung Sumbing,
Minggu, 20 Mei 2012 07:59 WIB | 1360 Views
Sesosok mayat tanpa identitas ditemukan di lereng Gunung Sumbing,
Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah (ANTARA/Anis Efizudin)
Temanggung (ANTARA News) - Sesosok mayat tanpa identitas ditemukan di
lereng Gunung Sumbing, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah dan telah
berhasil dievakuasi pada Sabtu (19/5) malam.
"Sesosok mayat, Sabtu malam berhasil diturunkan dari Lereng Gunung
Sumbing melalui jalur Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo. Kondisi mayat
sudah rusak dan sulit dikenali," kata Kapolsek Tembarak, AKP Agus Rizal di
Temanggung, Minggu.
Ia mengatakan, evakuasi dilakukan tim gabungan, antara lain dari dari Polres,
SAR, dan PMI Temanggung.
Mayat tersebut ditemukan warga di kawasan hutan Perhutani petak 27B,
sekitar tiga kilometer dari puncak Gunung Sumbing.
Ia mengatakan, belum diketahui penyebab kematian mayat yang diduga telah
meninggal satu bulan lalu.
"Belum diketahui secara pasti korban seorang pendaki atau bukan karena
tidak ditemukan perlengkapan pendakian di sekitar lokasi penemuan jenazah,"
katanya.
Agus menuturkan, jenazah ditemukan masih lengkap dengan pakaiannya,
yakni mengenakan kaos berwarna hitam merah, celana jins, dan sandal jepit
warna hijau.
"Bagi masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya dengan ciri tersebut
dapat menghubungi kepolisian terdekat," katanya.
Jenazah tersebut kini berada di kamar jenazah Rumah Sakit Umum
Temanggung untuk diotopsi. (ANT)
Editor: B Kunto Wibisono
HRGA KERANJANG TEMBAKAU MENCAPAI RP.150.000
Tyo (32), petani tembakau asal Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Minggu kemarin mengeluhkan mahalnya harga keranjang tembakau yang mencapai ratusan ribu rupiah. Berdasarkan pengalamannya harga baru akan naik menjelang panen raya bulan Agustus.Tahun-tahun sebelumnya, pada bulan Juni-Juli harganya cuma Rp 60 - Rp 70 ribu per kepok (dua keranjang satu tangkup), namun sekarang sudah mencapai Rp 150 ribu. Sejumlah pedagang keranjang tembakau di Terminal Parakan menuturkan, harga keranjang di tempatnya, bervariasi tergantung kualitas mulai Rp 100 ribu-Rp 200 ribu per kepok. Tingginya harga karena dia menyesuaikan harga kulak dari perajin.
Ada kecenderungan para petani langsung mengambil keranjang dari tempatnya para juragan (cukong), sehingga pedagang keranjang sepi pembeli.
Ditengarai tengkulak besar jauh-jauh hari telah memesan keranjang dalam partai besar kepada beberapa perajin dengan harga murah. Namun, kemudian dijual ke petani dengan harga tinggi. Akibatnya, harga dipasaran sekarang juga ikut melambung tinggi.(HMs12/Edy Laks).