Ketujuh gunung ini aktivitasnya naik sehingga perlu dipantau terus.
Kamis, 5 Januari 2012, 13:35 WIB
Ita Lismawati F. Malau, Arry Anggadha
Gunung Papandayan (wikipedia.org)
VIVAnews - Indonesia memiliki 127 gunung api di
mana tujuh diantaranya harus diwaspadai karena masuk level III atau
Siaga. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Daerah merilis
karakter ketujuh gunung ini sebagai antisipasi dan persiapan dampak dari
aktivitas gunungapi tersebut.
Adapun ketujuh gunung itu adalah:
1. Gunung Papandayan (Jawa Barat)Tipe letusan: eksplosif, magmatik.
Bahaya primer: adalah awan panas, aliran lava, hujan abu.
Bahaya sekunder: lahar dingin.
Menurut
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho,
kawasan rawan bencana (KRB) ada di radius 5 kilometer. Sedangkan luas
daerah bahaya 92,9 kilometer persegi. "Saat ini tidak ada pengungsi,"
kata dia dalam rilis yang diterima VIVAnews.com, Kamis 5 Januari 2012.
2. Gunung Lokon (Sulawesi Utara)Tipe letusan eflata (bom dan lava).
Bahaya primer: aliran lava dan awan panas.
Bahaya sekunder: lahar dingin.
KRB III adalah 3,5 km dengan penduduk 12 ribu. Sama seperti Papandayan, kawasan ini pun belum ada pengungsi.
3. Gunung Ijen (Jawa Timur)Tipe letusan: freatik.
Bahaya
primer: air asam dengan tingkat keasaman kurang dari 1 dan gas beracun
dari danau kawah yang mengalir ke Kali Banyupahit hingga muara, lahar
letusan, abu vulkanik, awan panas.
Bahaya sekunder: perluasan awan panas dan lahar hujan.
"KRB III radius 1,5 km. Penduduk terancam 9000 orang, tapi belum ada pengungsi," jelas Sutopo.
4. Gunung Anak Krakatau (Banten, Lampung)Tipe letusan: magmatik dengan lava basaltik dengan SiO2 rendah.
Bahaya primer: aliran lava, eflata, hujan abu. Daerah yang terkena hanya sekitar pulaunya.
"Gunung
ini masih dalam fasa membangun sehingga sering meletus tetapi tidak
dahsyat. Letusan dahsyat akan terjadi sesudah 3-16 abad setelah letusan
1883," kata Sutopo. KRB gunung ini di radius 3 km yang tidak ada
penduduk.
5. Gunung Gamalama (Maluku Utara)Tipe letusan: eksplosif.
Bahaya primer: aliran lava, awan panas, lontaran batu pijar hujan abu.
Bahaya sekunder: lahar dingin.
"KRB III radius 2,5 km. Pengungsi akibat lahar dingin 3.638 jiwa atau 896 KK," tambah Sutopo.
6. Gunung Lewotolo (NTT)Tipe letusan: eksplosif.
Bahaya primer: bom gunungapi, awan panas dan eflata.
Bahaya sekunder: lahar dingin.
"Daerah
bahaya berbentuk lingkaran dengan jari-jari 5 km. Penduduk terancam
16.000 jiwa dengan pengungsi 500 jiwa," ujar Sutopo. Sejak tahun 1660
hingga sekarang belum pernah terjadi letusan hebat yang menyebabkan
jatuh korban manusia.
7. Gunung Karangetang (Sulut)Tipe letusan: eksplosif.
Bahaya primer: aliran lava, awan panas, semburan bom pijar.
Bahaya sekunder: lahar dingin.
Daerah bahaya radius 5 km. Saat ini tidak ada pengungsi. (sj)
• VIVAnews