You are here : Home » Archives for 2012-01-08
SAR Kabupaten Magelang Latih Warga Tanggap Bencana
Magelang- Masyarakat yang tinggal didaerah – daerah rawan bencana
di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diharapkan mampu memahami jenis
bencana serta tehnis penyelamatannya. Dalam rangka itu, Selasa (10/01)
Tim SAR Kabupaten Magelang melatih masyarakat Desa Blonkeng, Kecamatan
Ngluwar, Kabupaten Magelang.
“Desa Blongkeng ini merupakan salah satu target operasi kita, karena
diwilayah ini juga sudah ada beberapa rumah yang hanyut terbawa banjir
lahar beberapa waktu lalu, oleh karena itu warga di blongkeng minimal
harus bisa menyelamatkan diri apabila sewaktu – waktu terjadi bencana,”
jelas Komandan SAR Heri Prawoto, melalui Kadiv SAR Air, Arif Setyohadi
di Blongkeng, Selasa (10/01).
Dalam pelatihan Potensi SAR yang berkerja sama dengan Yakum Emergenci
Unit (YEU) tersebut, diajarkan berbagai macam tehnik penggunaan alat
Rescuer (Penyelamat), serta tehnik penyelamatannya, yang meliputi
Vertikal Rescue (Penyelamatan pada Ketinggian / Tebing), sejarah SAR
serta Management Tenda.
“Kita ajarkan vertical rescue karena di Blongkeng ini ancamannya adalah
tebing yang longsor karena digerus banjir, oleh karena itu minimal warga
disini mengetahui cara menolong serta peralatan yang digunakan,” kata
pria yang akrap disapa Ayik ini.
Yulianto, Kepala Desa Blongkeng berharap, setelah adanya pelatihan ini,
warganya lebih tanggap dan sadar akan bencana yang sewaktu – waktu bisa
mengancam warganya. “yang penting kalau ada bencana itu jangan gugup,
dan tidak perlu takut yang berlebihan,” ungkapnya.
Selain itu Yulianto juga berharap, warga yang tergabung dalam Barisan
Siaga Bencana (Brigana) Desa Blongkeng, yang telah mendapatkan pelatihan
ini, juga bisa membantu masyarakat lain, saat terjadi bencana
diwilayahnya. “Selain menyelamatkan diri, kedepan Brigana ini juga kami
harapakan bisa menyelamatakan warga yang lainnya,” pungkas Yulianto.
Diposkan oleh
RESCUE KAB.MAGELANG
di
17:30
Selasa, 10 Januari 2012
Aktivitas Gunung Sindoro Mulai Mereda
Ilustrasi: Gunung Sindoro
TERKAIT:
Suplai energi gunung setinggi 3.150 meter di atas permukaan laut (dpl) itu kian berkurang karena gempa vulkanik dangkal dan dalam yang berasal dari dapur magma terus menurun.
Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), M Hendrasto, Minggu (8/1/2012), mengatakan, gempa dangkal dan dalam Gunung Sindoro sudah relatif jarang. Hanya saja, PVMBG belum akan menurunkan status gunung api yang terakhir meletus pada 1910 itu.
"Evaluasi status Sindoro akan kami bahas dalam selama sepekan ini," terangnya. Status Sindoro dinaikkan dari Aktif normal menjadi Waspada sejak 5 Desember 2011. Hingga kini, aktivitas warga dilarang dalam radius 2 kilometer dari puncak.
Saat ini, lanjut Hendrasto, aktivitas dominan Gunung Sindoro di permukaan ditandai dengan keluarnya gempa-gempa embusan di area kawah. Embusan tersebut merupakan pelepasan energi yang kemungkinan berasal dari suplai-suplai energi sebelumnya yang masih tersimpan.
Kendati demikian, PVMBG mengingatkan potensi letusan freatik dan semburan uap air panas masih bisa terjadi, terlebih di musim hujan. Pemanasan sebelum semburan bisa berlangsung cepat akibat rembesan air ke dalam kawah. Hal tersebut yang melandasi PVMB belum berani mencabut sterilisasi area 2 kilometer dari puncak.
Tim Skydor dari wonosobo yang mengambil sempel tanah dari Gunung kembang telah kembali dengan selamat
Sementara
dari PGA mengamati puncak sindoro padahal di sebelah selatan terdapat
gunung kecil yg berada di bawah gunung sindoro dan untuk saat ini gunung
kembang belum ada dan tidak di pasang alat ,juga setelah laporan dari
masyarakat tentang adanya hewan yg turun juga ada penampakan asap maka
perlu sekiranya gunung trersebut di cek di puncaknya apakah ada
aktifitas apa tidak akan tetapi perlu sekiranya di adakan pengawasan
lagi kebetulan untuk wilayah tersebut masuk wilayah kab wonosobo oleh
sebab itu rekan-rekan yg berada di wonosobo terutama SKYDOOR yang
melaksanakan pengambilan air dan tanah dipuncak gunung kembang.
Kemudian anggota skydor yang terdiri dari kurang lebih 17 anggota melakukan penyisiran ke puncak gunung kembang berankat Pada hari minggu tgl 8 januari 2012 pukul 7;00 wib dini hari.
di bagi menjadi beberapa tim dan turun dengan selamat pada pkl 17.00 Sore harinya dan baru menyerahkan semple ke PGA tadi jam 18;00, 9 januari 2011.Tim skydor dari wonosobo yang melakukan pengamatan di gunung kembang , melaporkan semple tanah ke PGA untuk di tindak lanjuti .Disampaikan oleh Dari Yadi/ ISS,senin 09/01/2012 ;
Gunung Sindoro Masih Terus Keluarkan Energi
Gunung Sindoro Masih Terus Keluarkan Energi
Laporan Reporter Tribun Jogya/ M Nur H
TRIBUNJATENG.COM TEMANGGUNG,- Gunung Sindoro yang statusnya telah dinaikkan dari aktif normal menjadi waspada sejak 5 Desember 2011 lali, hingga kini status gunung dengan ketinggian 3.150 meter dpl ini masih tetap waspada. Bahkan akhir-akhir ini cenderung terus mengeluarkan energi, ditandai dengan lebih banyak gempa embusan dari pada aktivitas lain.
Petugas Pos Pengamat Gunung Sindoro dan Sumbing di Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, Yuli Rahmatullah mengatakan, gempa embusan saat ini memang lebih mendominasi aktivitas Gunung Sindoro, bahkan pada Senin (9/1) tidak terjadi aktivitas lain kecuali gempa hembusan.
Hal ini berbeda dengan aktivitas sebelumnya yang sempat terjadi gempa vulkanik beberapa minggu lalu, namun kembali menghilang. "Berdasarkan catatan seismograf, pada 9 Januari 2012 terjadi 13 kali gempa embusan, sedangkan aktivitas lain seperti gempa vulkanik maupun tektonik tidak muncul," katanya.
Yuli juga mengatakan, dengan adanya aktivitas berupa embusan, ini menandakan gunung tersebut mengeluarkan energi dari dalam. "Semakin banyak embusan berarti semakin banyak energi terbuang," katanya.
Selama ini, katanya, hasil embusan berupa asap sulfatara yang mengepul di puncak Sindoro hampir tidak pernah terpantau dari pos pengamatan karena relatif tipis dan tekanan yang ada tidak terlalu kuat. Sementara, PVMBG Bandung telah merekomendasikan bahwa batas aktifitas masyarakat dari puncak adalah dua kilometer.
"Karena asap tipis maka ketika tertiup angin akan hilang. Selain itu, kami tidak bisa memantau kondisi puncak karena sering terhalang kabut," katanya.
Ia mengungkapkan, pada Selasa sekitar pukul 09.00 kemarin, memang ada laporan dari masyarakat Sibajak di lereng utara Sindoro bahwa mereka melihat kepulan asap di puncak Sindoro.
"Namun, kami tidak mengetahui ketinggian kepulan asap tersebut, karena asap juga tidak bisa terpantau dari pos pengamatan yang berada di lereng timur Sindoro ini karena terhalang kabut," katanya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), M Hendrasto saat dihubungi mengatakan, gempa dangkal dan dalam pada Gunung Sindoro sudah relatif berkurang. Namun PVMBG belum akan menurunkan statusnya. "Evaluasi status Sindoro akan kami bahas dalam selama sepekan ini," katanya.
Saat ini, lanjut Hendrasto, Gunung Sindoro aktivitasnya cenderung di permukaan ditandai dengan keluarnya gempa-gempa hembusan di area kawah. Hembusan tersebut merupakan pelepasan energi yang kemungkinan berasal dari suplai-suplai energi sebelumnya yang masih tersimpan.
PVMBG juga mengingatkan, bahwa potensi letusan freatik dan semburan uap air panas masih bisa terjadi, terlebih di musim hujan. Pemanasan sebelum semburan bisa berlangsung cepat akibat rembesan air yang masuk ke dalam kawah. Hal tersebut yang melandasi PVMB belum berani mencabut sterilisasi area dua kilometer dari puncak.
Ia juga menandaskan bahwa penurunan status ini akan diterapkan apabila gempa vulkanik yang ada di dalam perut gunung ini sudah berkurang. “Kalau jarang terjadi gempa vulkanik dangkal kemungkinan baru diturunkan menjadi normal," katanya.(had)
TRIBUNJATENG.COM TEMANGGUNG,- Gunung Sindoro yang statusnya telah dinaikkan dari aktif normal menjadi waspada sejak 5 Desember 2011 lali, hingga kini status gunung dengan ketinggian 3.150 meter dpl ini masih tetap waspada. Bahkan akhir-akhir ini cenderung terus mengeluarkan energi, ditandai dengan lebih banyak gempa embusan dari pada aktivitas lain.
Petugas Pos Pengamat Gunung Sindoro dan Sumbing di Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, Yuli Rahmatullah mengatakan, gempa embusan saat ini memang lebih mendominasi aktivitas Gunung Sindoro, bahkan pada Senin (9/1) tidak terjadi aktivitas lain kecuali gempa hembusan.
Hal ini berbeda dengan aktivitas sebelumnya yang sempat terjadi gempa vulkanik beberapa minggu lalu, namun kembali menghilang. "Berdasarkan catatan seismograf, pada 9 Januari 2012 terjadi 13 kali gempa embusan, sedangkan aktivitas lain seperti gempa vulkanik maupun tektonik tidak muncul," katanya.
Yuli juga mengatakan, dengan adanya aktivitas berupa embusan, ini menandakan gunung tersebut mengeluarkan energi dari dalam. "Semakin banyak embusan berarti semakin banyak energi terbuang," katanya.
Selama ini, katanya, hasil embusan berupa asap sulfatara yang mengepul di puncak Sindoro hampir tidak pernah terpantau dari pos pengamatan karena relatif tipis dan tekanan yang ada tidak terlalu kuat. Sementara, PVMBG Bandung telah merekomendasikan bahwa batas aktifitas masyarakat dari puncak adalah dua kilometer.
"Karena asap tipis maka ketika tertiup angin akan hilang. Selain itu, kami tidak bisa memantau kondisi puncak karena sering terhalang kabut," katanya.
Ia mengungkapkan, pada Selasa sekitar pukul 09.00 kemarin, memang ada laporan dari masyarakat Sibajak di lereng utara Sindoro bahwa mereka melihat kepulan asap di puncak Sindoro.
"Namun, kami tidak mengetahui ketinggian kepulan asap tersebut, karena asap juga tidak bisa terpantau dari pos pengamatan yang berada di lereng timur Sindoro ini karena terhalang kabut," katanya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), M Hendrasto saat dihubungi mengatakan, gempa dangkal dan dalam pada Gunung Sindoro sudah relatif berkurang. Namun PVMBG belum akan menurunkan statusnya. "Evaluasi status Sindoro akan kami bahas dalam selama sepekan ini," katanya.
Saat ini, lanjut Hendrasto, Gunung Sindoro aktivitasnya cenderung di permukaan ditandai dengan keluarnya gempa-gempa hembusan di area kawah. Hembusan tersebut merupakan pelepasan energi yang kemungkinan berasal dari suplai-suplai energi sebelumnya yang masih tersimpan.
PVMBG juga mengingatkan, bahwa potensi letusan freatik dan semburan uap air panas masih bisa terjadi, terlebih di musim hujan. Pemanasan sebelum semburan bisa berlangsung cepat akibat rembesan air yang masuk ke dalam kawah. Hal tersebut yang melandasi PVMB belum berani mencabut sterilisasi area dua kilometer dari puncak.
Ia juga menandaskan bahwa penurunan status ini akan diterapkan apabila gempa vulkanik yang ada di dalam perut gunung ini sudah berkurang. “Kalau jarang terjadi gempa vulkanik dangkal kemungkinan baru diturunkan menjadi normal," katanya.(had)
Editor : budi_pras
::INFORMASI SEPUTAR KOMUNITAS UNIK di KOTA TEMANGGUNG::
IIS Selasa,10/01/2012: Melirik komunitas motor Vespa Temanggung.
Farichin Mufid warga Kenteng,Krawitan Kec.Candiroto salah satu anggota
Club Vespa menceritakan awal mula sejarah komunitas vespa
ditemanggung,berangkat dari Club Vespa bernama "Bambu Runcing Scotter"
wadah didirikannya untuk mempersatukan anak-anak pecinta motor vespa
dari berbagai penjuru dikota temanggung,diceritakan pula bahwa "Bambu
Runcing Scotter" tidak mampu bertahan lama dikarenakan dikomunitas ini
membuat beberapa peraturan keharusan yang dirasa terlalu memberatkan para anggota salah satunya anggota wajib berkumpul setiap malam minggu didepan Gereja Kaligaleh Parakan,dari situlah yang kemudian "Bambu Runcing Scotter" terpecah menjadi banyaknya komunitas motor vespa baru bermunculan pada setiap kota-kota kecil ditemanggung,namun disisi lain nama "Bambu Runcing Scotter" sempat meninggalkan sejarah luar biasa bagi mereka karena "Bambu Runcing Scotter" mendapat Predikat Pertama komunitas Tertua di
dikatan butuh 6 orang anggota untuk membuat suatu komunitas baru,dan diantara pecahan ini diantaranya:
MASCOT_Temanggung
INDEPENDENT_Parakan
TUGU GESENG_Ngadirejo
Sempat dari pecahan pacahan baru ini dipimpin oleh Bpk. Gun warga
Gondang untuk disatukan kembali akan tetapi tidak membuahkan harapan
yang diinginkan,mereka merasa lebih bebas berada pada komunitas yang
tidak mempunyai peraturan-peraturan wajib untuk anggotanya,yang dirasa
pula terlalu membebani dan mengikat bagi anggota
Dijelaskan oleh saudara Farichin Mufid warga Kenteng,Krawitan,Kec.Candi roto dan saudara Aji warga Dukuh,Krawitan,Kec.Candiro to
Sebagai contoh INDEPENDENT,komunitas INDEPENDENT ini bukan saja hanya
ada diTemanggung melainkan dikota-kota lainpun ada komunitas
INDEPENDENT,dibuat seperti sebagai komunitas yang kebanyakan
beranggotakan datang dari komunitas lain yang merasa tidak betah akan
peraturan tegas dalam komunitasnya,INDEPENDENT bersifat lebih bebas
tidak hanya siap menggandeng anggota dalam lingkup kota
Parakan saja,melainkan mereka
siap memberi salam Uwyeeee kepada siapa saja yang mau bergabung
meskipun itu datang dari luar kota,komunitas INDEPENDENT sendiri
seringkali ikut serta pada kegiatan kemanusiaan,seperti pada tahun lalu
saat terjadi bencana merapi.Salah satu anggota yang dituakan didalam komunitas INDEPENDENT ini adalah beliau saudara Mbah Wahyu akrab disapa Papa Crocodile yang juga seorang penunggang vespa sejati berkecepatan super lambat seperti buaya,komunitas INDEPENDENT ini mudah kita temui
seringkali berkumpul diwarung angkringan kecil saben malam minggu,pemilik angkringan yang juga orang penting didalam komunitas INDEPENDENT sendiri beliau bernama Gabel,jika anda sejenak ingin mencicipi nikmatnya Susu Jahe "Om Gabel Punya" dan berkeinginan mengorek berita lebih jauh cek'kibroo,_angkringan tersebut berada diposisi (dari arah ngadirejo) sebelum Lampu Merah Kemalangan Parakan yang pastinya pemilik caffe meong tersebut berambut Gimbal Wouwyooo..
Maju Perut Pantat Munduurr..!!
by TOMMY
Langganan:
Postingan (Atom)